Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mental Pemenang Wajib Terpatri dalam Timnas U-19, Meski Sedang Berproses!

10 September 2020   20:38 Diperbarui: 10 September 2020   21:23 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Kendati Shin Tae-yong (STy) lebih paham menyoal bagaimana level pemain yang sesuai standar untuk level pesepak bola tingkat dunia karena pengalaman membesut timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2018,  tetap saja untuk urusan materi pemain Timnas U-19 Indonesia yang juga cikal bakal Timnas U-20 untuk Piala Dunia U-20 2021, untuk sementara STy masih kalah jauh pemahamannya dibandingkan dengan para pengamat, praktisi, dan publik pecinta sepak bola nasional.

Karenanya, atas masih jauhnya pemahaman STy terhadap belantara pemain U-19 Indonesia, meski dengan berbagai penjelasan, alasan, sampai bentuk pujian terhadap dua kekalahan uji coba di Kroasia dan tetap dengan sembunyi dibalik kata "proses", sejatinya hanya dengan melihat dua laga uji coba, publik sepak bola nasional juga sudah menduga dengan apa yang akan terjadi dengan Timnas U-19.

Harus dipahami oleh STy, cikal bakal pemain Timnas U-19 yang berkualitas dan sudah teruji dan dipahami oleh publik sepak bola nasional, sudah dibentuk dengan spartan oleh Fakhri Husaini sejak Timnas U-15/16, melalui proses seleksi ketat, dengan sistem promosi dan degradasi, publik sepak bola nasional juga menjadi saksi bagaimana Fakhri berjuang melahirkan cikal bakal Timnas U-19 yang dipenuhi pemain terpilih dan terbaik, serta memenuhi standar pemain timnas yang cerdas teknik, intelegensi, personaliti, dan speed (TIPS) dan terbungkus dalam sebutan skill pemain yang berkualitas.

Sehingga, bila STy berbesar hati, maka seharusnya tinggal meneruskan saja kerangka tim utama bentukan Fakhri yang tidak instan, lalu melakukan sistem degradasi dan promosi pemain demi menambah pemain pendamping yang kelasnya selevel.

Karenanya, saya sangat memahami kekecewaan publik sepak bola nasional yang terus disuguhi kekalahan laga timnas yang selalu bersembunyi dibalik kata proses.

Sebagai pelatih kelas dunia yang dibayar dari uang rakyat oleh Indonesia, tidak ada salahnya STy memberikan rasa optimis kepada publik sepak bola nasional yang haus prestasi sepak bola. Meski dalam laga uji coba, berikan rasa bahagia untuk publik sepak bola nasional dengan minimal timnas tidak kalah apalagi jadi lumbung gol.

Mengapa Bulgaria dan Kroasia yang juga sama-sama sedang berporses, bahkan belum tentu lolos ke Piala Dunia U-20 di Indonesia, sangat percaya diri dan optimis untuk meraih kemenangan meski dalam uji coba? Itulah mental juara yang sejak berproses saja sudah ditempelkan pada segenap pemain bahwa meski uji coba, jangan kalah.

Itulah paradigma pelatih Bulgaria maupun Kroasia yang sejati. Mental menjadi pemenang sudah terpatri sejak awal tim berproses. Sehingga hasilnya signifikan menang karena pemain sudah digerus mental pemenang, bukan pecundang.

Tanpa disadari, ungkapan dan pembelaan STy yang selalu bersembunyi dibalik kata masih proses, kalah menang bukan ukuran, sungguh ini sangat mengganggu semangat dan perjuangan para pemain dan pada faktanya STy juga belum begitu paham kualitas 27 pemain yang dibawa ke Kroasia.

Lihat Bulgaria dan Kroasia, dalam menghadapi Indonesia, mereka sama sekali tidak meremehkan karena Indonesia sudah lolos ke Piala Dunia, dan kedua pelatih mereka juga menurunkan pemain terbaiknya sejak menit awal. 

Baru setelah tim sukses, para pemain pengganti diberikan kesempatan turun. Itulah mental juara. Dalam berproses pun tak main-main dan tak sedikit pun ada pemikiran meremehkan lawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun