Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menantang Kroasia U-19, Kesempatan Pemain Timnas U-19 Lain Unjuk Gigi

7 September 2020   19:55 Diperbarui: 7 September 2020   22:02 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: cnnindonesia.com


Setelah ditekuk Bulgaria U-19 tiga gol tanpa balas, pasukan Garuda Muda yang masih berporses di tangan Shin Tae-yong (STy) akan menjalani laga kedua dalam International U-19 Friendly Tournament 2020 dengan meladeni tuan rumah, Kroasia, pada Selasa (8/9/2020).

Pertandingan yang akan disiarkan Live di Mola TV dan Net TV pukul 20.30 WIB ini, tentu kembali sangat dinanti bukan saja oleh publik sepak bola nasional, namun juga dinanti oleh publik sepak bola dunia, pasalnya Indonesia adalah satu-satu tim yang sudah lolos ke Piala Dunia U-20 tahun 2021 sebagai tuan rumah.

Bila STy selalu mengungkap bahwa Timnas U-19 masih berproses di tangannya, maka calon lawan di Piala Dunia yang nanti akan ada 23 negara pun tentu lebih berproses dari Timnas U-19 Indonesia, sebab 23 negara lain itu harus berjuang di kualifikasi, tidak seperti Indonesia.

Untuk itu, bila membandingkan level permainan Timnas U-19 Indonesia yang persiapannya lebih lama dibanding Bulgaria di laga Sabtu (5/9/2020) yang sama-sama juga sedang berproses, terlebih Bulgaria juga belum tentu lolos ke Piala Dunia U-20, maka khusus Timnas U-19 Indonesia memang harus lebih waspada.

Bulgaria yang tidak disiapkan secara khusus baik dari segi fisik dan teknik, namun pemain yang dipanggil rata-rata sudah sangat mumpuni dalam hal teknik terutama skill individu dan fisiknya. 

Terbukti sepanjang dua babak, berhasil mengurung Indonesia, dan tak kendor fisik, tak kendor konsentrasi, hingga akhirnya mampu memecah kebuntuan melesakkan tiga gol setelah menit ke-75.

Jadi, sejatinya catatan ini yang juga wajib dipertimbangkan STy agar tidak selalu berlindung di balik kata "berproses", karena semua lawan juga sedang berporses lebih keras di banding Indonesia yang sudah lolos ke Piala Dunia.

Di laga pertama saat Witan dan rekan meladeni Bulgaria, nampak jelas bahwa sebagian besar pemain yang diturunkan oleh STy, terbukti tak cukup skill untuk mengimbangi lawan.

Meski STy hanya memberi instruksi untuk bermain bertahan dan melakukan serangan balik karena mereka baru diproses latihan fisik dengan intensitas tinggi, bila skill pemain Indonesia mumpuni, maka tidak akan mudah kehilangan bola.

Bicara skill sama dengan bicara kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) pemain bersangkutan yang tidak dapat secara instan tiba-tiba dibentuk oleh STy. Untuk urusan skill ini, bagi pemain sepak bola lebih pada persoalan "bakat" pemain. Bila seorang pemain tak berbakat, maka bagaimana pun pelatih membentuk skill, tentu hasilnya tidak akan sama bila membentuk pemain yang dari "sana" nya sudah berbakat.

Secara data, saat Indonesia bentrok dengan Bulgaria, publik sepak bola nasional tentu dapat mengkalkulasi bagaimana skill individu pemain Bulgaria dibandingkan pemain Indonesia saat menguasai bola, terlepas bahwa keduanya sedang sama-sama berproses. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun