Sudahkah Anda makan formalin hari ini ? Formalin dan pangan. Dua kata yang terus digelisahkan. Dipusingkan oleh banyak keluarga. Ditakuti oleh beragam lapisan ibu rumah tangga. Formalin dan pangan. Dua hal yang berbeda. Tidak aman dan aman untuk dimakan. Temuan bahwa formalin digunakan oleh banyak pedagang makanan jelas belum selesai benar, sekaligus melahirkan satu ketakutan. Ketika kita belum selesai dengan bakso, tahu, dan makan lain yang berformalin, kini justru muncul persoalan baru. Temuanya, produk daging dan ikan impor disinyalir mengandung formalin untuk bisa sampai ke Indonesia. Sementara pejabat publik lebih senang mengimpor, sebagai ladang bisnis, jika dibandingkan menggiatkan produk pangan lokal. Yang mungkin dipandang kurang menguntungkan. Saat ini, kita mendatangkan tak kurang 85 ribu ton daging sapi. Juga lebih dari 300 ribu ton ikan laut. Bukankah aneh, negeri bahari tetapi mengimpor ikan ? Akal akalan atau memang ketidakberdayaan ? Yang pasti, temuan banyaknya produk daging dan ikan impor yang berformalin, adalah efek karambol yang memang harus di hadapi. Sungguh, memprihatinkan, tentunya. Sebab yang menjadi korban adalah banyak keluarga. Mereka terkena dampak tidak saja harus menyantap formalin setiap hari di meja makan. Mungkin juga efek jangka panjang yang terus menerus menggelisahkan. Bayangan saya, ketika membuka meja makan, maka saya akan menatap lauk pauk ber- formalin. Dan lauk pauk saya adalah formalin, tentunya. Bukankah ini sebuah pembunuhan ? Selamat datang era lauk pauk rasa formalin. Sudah-kah Anda menyantap formalin hari ini ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H