Wisatawan China memang kerap menimbulkan sensasi. Bukan hanya soal berbagai kebiasaan uniknya. Tetapi, juga karena daya belinya yang luar biasa. Apalagi jumlah wisatawan asal Negeri Tirai Bambu itu sungguh fantastis. Dan ketika mereka bersiap melancong kembali ke seluruh penjuru dunia di awal 2023 ini, banyak negara pun dilanda dilema.
Seperti diketahui, pada 26 Desember 2022 lalu, Pemerintah China telah mengumumkan untuk mencabut kebijakan karantina bagi warganya yang datang dari luar negeri. Kebijakan, yang efektif berlaku mulai 8 Januari 2023 ini, bak membuka keran mengalir kembalinya wisatawan China ke destinasi wisata internasional.Â
Kebijakan ini telah lama dinanti puluhan juta wisatawan China yang sudah tidak sabar untuk bepergian ke mancanegara. Pasalnya, mereka sudah cukup lama terisolasi akibat pembatasan garis keras yang selama ini diterapkan Pemerintah Pusat di Beijing.Â
Kewajiban karantina, misalnya, pernah diterapkan secara sangat ketat di China, yakni antara 14 - 21 hari.
Alhasil, kebijakan terkini yang diambil Otoritas China terkait covid-19Â pun menjadi berita besar bagi industri pariwisata dunia. Wisatawan asal China memang sangat berpengaruh bagi industri pariwisata global. Pada tahun 2019, misalnya, jumlah wisatawan China yang melakukan perjalanan ke mancanegara berkisar 155 juta wisatawan!
Tidak mengejutkan jika wisatawan China pun selalu terlihat ada di mana-mana. Dari benua Australia, Afrika, Eropa sampai Amerika. Bahkan di banyak negara, kehadiran wisatawan China begitu dominan. Thailand, contohnya. Pada tahun 2019, Negeri Gajah Putih itu menerima lebih dari 11 juta wisatawan China.
Wisatawan China sejatinya telah lama menjadi penyokong nomor satu industri pariwisata Thailand. Jadi wajar saja negara ini berada di barisan terdepan yang bersiap menyambut kembalinya wisatawan China. Thailand bahkan langsung memasang target tinggi sekitar 5 juta wisatawan China di tahun 2023 ini.
Tidak hanya jumlahnya yang besar. Daya beli wisatawan China pun nyaris tanpa saingan. Mereka sangat gemar berbelanja. Nyaris apa saja diborong. Dari barang suvenir yang murah meriah, hingga produk-produk branded berharga selangit. Butik-butik kelas atas di Milan, Paris dan New York sudah lama merindukan kembalinya para 'Big Spender' ini.