Itu artinya jumlah yang hampir sama akan masuk pula ke Bethlehem-Palestina. Pasalnya, Jerusalem dan Bethlehem bak pasangan tidak terpisahkan di destinasi wisata pilgrim Holy Land. Hampir semua peziarah yang mengunjungi Jerusalem dipastikan tidak akan melewatkan kunjungan ke Bethlehem.Â
Palestina sendiri tidak memiliki bandara internasional. Selama ini semua peziarah internasional yang mengunjungi Bethlehem masuk melalui pintu perbatasan antara Israel dan Palestina, khususnya via Checkpoint 300.
Dengan statusnya sebagai Kota Kelahiran Yesus Kristus, Bethlehem pun menjadi salah satu destinasi wisata ziarah terkemuka di dunia. Apalagi di hari-hari seperti sekarang ini. Berbagai situs perjalanan wisata pun ikut menobatkannya di urutan pertama dalam daftar "World's Top 10 Best Places to Celebrate Christmas".Â
Memang, There's no place like Bethlehem! Tidak ada tempat seperti Bethlehem. Di kota yang berada di bawah kekuasaan Otoritas Palestina sejak tahun 1995 itulah terdapat tiga tempat penting yang selalu didatangi peziarah Kristen dari seluruh dunia, yakni Church of the Nativity, Shepherd Fields dan Milk Grotto.
Church of the Nativity atau Gereja Kelahiran Kristus tentu saja adalah titik fokus dari semua penziarahan di wilayah Palestina ini. Gereja ini tidak hanya sangat bersejarah, tetapi juga dianggap sangat suci bagi umat Kristen!
Dibangun oleh Saint Helena, ibunda Kaisar Konstantin Agung dari Byzantium pada tahun 330 Masehi, gereja ini berdiri persis di atas sebuah gua yang dikenal sebagai Grotto of the Nativity. Menurut tradisi Kristen, di tempat inilah Yesus Kristus dilahirkan. Sebuah bintang perak yang tertanam di marmer putih menandai tempat suci ini.Â
Di bintang bercabang 14 itu pula tertulis sebuah kalimat dalam bahasa Latin, yaitu "Hic de Maria Virgine Yesus Christus Natus est". Artinya, "Di sinilah Yesus Kristus lahir dari Perawan Maria."
Gereja Kelahiran Kristus, yang telah ditetapkan sebagai UNESCO World Heritage Site pertama di wilayah Palestina itu, kini dikelola bersama oleh tiga denominasi Kristen, yakni Yunani Ortodoks, Katholik Roma dan Apostolik Armenia.Â
Masing-masing tetap menguasai bagian basilikanya sendiri. Tetapi, semuanya memiliki akses yang sama ke gua (Grotto of Nativity). Tidak ada perlakuan khusus.
Menariknya, Gereja Kelahiran Kristus juga dikenal dengan nama Al-Mahd Church (Gereja Al-Mahd). Ada banyak cerita menarik tersimpan di dalam lembaran sejarah gereja ini. Beberapa di antaranya pernah dikisahkan kembali oleh Trias Kuncahyono, mantan wartawan Kompas, dalam buku best seller-nya "Jerusalem".Â