Tendangan penalti Gonzalo Montiel menghunjam di sisi kanan gawang Hugo Lloris. Gol! Drama adu penalti pun berakhir dengan skor 4 - 2 untuk Argentina. Dan sekitar 40 ribu fans La Albiceleste yang memadati Lusail Iconic Stadium pun bersorak gembira. Tidak tertahankan lagi. Begitu pun jutaan pendukung Argentina di seluruh penjuru negeri. Larut dalam lautan suka cita! Argentina juara Piala Dunia 2022!
Gol Montiel itu tidak hanya memastikan kemenangan Argentina atas Prancis dalam final paling mendebarkan dalam sejarah Piala Dunia. Gol pemain Sevilla FC itu sekaligus bak mengangkat suatu beban sebesar gunung dari pundak Messi. Sang kapten timnas sepak bola Argentina.
La Pulga, julukan Messi, memang pemain yang sangat fenomenal. Puluhan trofi bergengsi telah diraihnya. Berdesakan dalam lemarinya. Namun, tanpa trofi Piala Dunia, semua pencapaian itu terasa hambar. Messi akan selamanya berada di bawah bayang-bayang Diego Armando Maradona. Sang legenda yang dipuja bak dewa di negeri Tango itu.
Tidak jarang pula, setiap kegagalan Argentina di berbagai turnamen besar, sorotan utama hanya tertuju ke Messi seorang. Sekalipun masih ada 10 pemain lain yang berjuang bersamanya di atas lapangan hijau. Dan itulah beban yang selama ini menghimpit perasaan Lionel Andres Messi.
Sejatinya, hanya sedikit negara di dunia yang begitu terobsesi dengan sepak bola seperti Argentina. Dan cuma segelintir pemain sepak bola di dunia yang sangat berbakat layaknya Messi. Namun, relasi keduanya, yakni sang pesepak bola dan tanah airnya, pernah begitu rumit.
Messi memang dilahirkan di Rosario, Argentina. Sekitar 299 km dari Buenos Aires, ibu kota Argentina. Tetapi, sejak berusia 13 tahun, Messi sudah pindah ke Spanyol. Persisnya kala Si Kutu bergabung dengan FC Barcelona. Dan dari klub ini pula, Messi bak menumpuk trofi demi trofi bersama klub terkenal berjuluk Blaugrana itu.Â
Sedikitnya 37 trofi berhasil diraihnya di level klub, baik bersama Barcelona maupun PSG. Suami Antonela Roccuzzo itu bahkan sukses menyabet tujuh Ballon d'Or, trofi paling prestisius yang menjadi impian semua pesepak bola profesional di dunia. Ditambah lagi enam European Golden Shoe, penghargaan bergengsi yang diberikan ke pencetak gol terbanyak dari semua liga di benua Eropa.
Sedangkan di berbagai turnamen besar lain, Messi hanya mampu mengantar timnas Argentina mencapai empat babak final, yakni di Piala Dunia 2014 dan di tiga edisi Copa America yang berlangsung pada tahun 2007 di Venezuela, 2015 di Chile dan 2016 di AS. Sedihnya, di semua final itu, Messi gagal mempersembahkan trofi.Â