Deretan pameran pariwisata internasional itu bak 'bucket list' yang sulit dilewatkan. Baik bagi Tour Operator, Wholesaler, MICE Specialist, Destination Management, maupun Tourism Board dari berbagai negara.Â
Di sinilah arena pertemuan antara Seller dan Buyer! Persaingan pun tidak terhindarkan. Bukan hanya antar sesama Tour Operator / Travel Agents, tetapi kerap juga terjadi kompetisi antar negara. Dan peran para Seller kian menentukan kala berjuang meyakinkan para Buyer agar mau memboyong turisnya ke Indonesia.Â
Pameran pariwisata internasional memang sangat penting bagi industri pariwisata. Bagi negara yang hendak mengembangkan industri jalan-jalan ini, inilah salah satu panggung ideal untuk membangun Destination branding di hadapan ribuan Trade Visitors (Buyer)Â alias pelaku wisata yang paling dicari selama berlangsungnya sebuah pameran wisata.Â
Sementara itu, bagi Hotelier, Tour Operator/ Travel Agents, Destination Management Company (DMC) dan Exhibitor lain, pameran semacam ini juga dimanfaatkan untuk beberapa tujuan sekaligus.Â
Mulai dari menjaga relasi dengan semua mitra bisnis (baca: Buyer) yang sudah ada; mengembangkan jejaring ke key players lainnya (pemain kunci di industri); hingga mengincar peluang mendapatkan Sales Leads (potensi bisnis baru). Â Â
ITB (International Tourismus Borse) Berlin, misalnya, adalah salah satu bursa pariwisata terbesar di dunia. Pada pagelaran di tahun 2019, ITB Berlin sukses menarik 10,000 exhibitor dari 180 negara. Hasilnya, di ajang bergengsi ini pula, ITB Berlin 2019 berhasil mencatat rekor kunjungan sebanyak 160,000. Termasuk di antaranya 113,500 Trade Visitors.
Selain ITB Berlin, pameran berskala global lainnya yang rutin masuk agenda tahunan pelaku usaha pariwisata, antara lain BIT Milan, IFTM Top Resa- Paris, IBTM World- Barcelona, MITT - Moscow, World Travel Market (WTM)- London, Arabian Travel Market (ATM)- Dubai, ITB Asia- Singapore dan sebagainya.
Betapapun, dari semua event berskala besar itu, ITB Berlin tetap diakui sebagai platform promosi yang paling berpengaruh di dunia. Sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 1966, ITB Berlin terus berkembang hingga memunculkan pameran sejenis di China, India dan Singapore. Tetapi, ITB Berlin 2020 terpaksa dibatalkan akibat pandemi. Begitu pun edisi 2021- 2022 yang hanya berlangsung secara virtual.
Dengan profil seperti ini, ITB Berlin pun menjadi pentas penting di mana setiap negara berusaha menarik perhatian pasar pariwisata Eropa yang sangat besar. Demikian pula dengan Indonesia yang selalu tampil 'all out' dengan berbagai kreativitas yang mengagumkan.
Pada ITB Berlin 2019, yang berlangsung pada tanggal 6- 11 Maret 2019, pavilion Indonesia yang menempati lahan seluas 609 meter persegi tampil spektakuler dengan dekorasi perahu Phinisi.Â
Sejumlah kegiatan juga disiapkan antara lain, spa corner, karnaval, tarian tradisional, dan lain-lain. Dan hebatnya, sehari sebelum pameran, badan bus-bus wisata yang wara-wiri di kota Berlin memasang logo Wonderful Indonesia.