Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Adu Strategi di Pameran Pariwisata Internasional

28 September 2022   18:21 Diperbarui: 30 September 2022   00:34 1318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bolsa Turismo de Lisboa (BTL) 2022, pameran pariwisata terbesar di Portugal diselenggarakan pada Maret 2022 lalu. Sumber: KBRI Lisabon via Kompas.com

Deretan pameran pariwisata internasional itu bak 'bucket list' yang sulit dilewatkan. Baik bagi Tour Operator, Wholesaler, MICE Specialist, Destination Management, maupun Tourism Board dari berbagai negara. 

Di sinilah arena pertemuan antara Seller dan Buyer! Persaingan pun tidak terhindarkan. Bukan hanya antar sesama Tour Operator / Travel Agents, tetapi kerap juga terjadi kompetisi antar negara. Dan peran para Seller kian menentukan kala berjuang meyakinkan para Buyer agar mau memboyong turisnya ke Indonesia. 

Pameran pariwisata internasional memang sangat penting bagi industri pariwisata. Bagi negara yang hendak mengembangkan industri jalan-jalan ini, inilah salah satu panggung ideal untuk membangun Destination branding di hadapan ribuan Trade Visitors (Buyer) alias pelaku wisata yang paling dicari selama berlangsungnya sebuah pameran wisata. 

Sementara itu, bagi Hotelier, Tour Operator/ Travel Agents, Destination Management Company (DMC) dan Exhibitor lain, pameran semacam ini juga dimanfaatkan untuk beberapa tujuan sekaligus. 

Mulai dari menjaga relasi dengan semua mitra bisnis (baca: Buyer) yang sudah ada; mengembangkan jejaring ke key players lainnya (pemain kunci di industri); hingga mengincar peluang mendapatkan Sales Leads (potensi bisnis baru).   

Sebuah pertunjukan tarian tradisional di pavilion Indonesia di ITB Berlin 2019. Sumber: press.messe-berlin.com
Sebuah pertunjukan tarian tradisional di pavilion Indonesia di ITB Berlin 2019. Sumber: press.messe-berlin.com
ITB (International Tourismus Borse) Berlin, misalnya, adalah salah satu bursa pariwisata terbesar di dunia. Pada pagelaran di tahun 2019, ITB Berlin sukses menarik 10,000 exhibitor dari 180 negara. Hasilnya, di ajang bergengsi ini pula, ITB Berlin 2019 berhasil mencatat rekor kunjungan sebanyak 160,000. Termasuk di antaranya 113,500 Trade Visitors.

Selain ITB Berlin, pameran berskala global lainnya yang rutin masuk agenda tahunan pelaku usaha pariwisata, antara lain BIT Milan, IFTM Top Resa- Paris, IBTM World- Barcelona, MITT - Moscow, World Travel Market (WTM)- London, Arabian Travel Market (ATM)- Dubai, ITB Asia- Singapore dan sebagainya.

Betapapun, dari semua event berskala besar itu, ITB Berlin tetap diakui sebagai platform promosi yang paling berpengaruh di dunia. Sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 1966, ITB Berlin terus berkembang hingga memunculkan pameran sejenis di China, India dan Singapore. Tetapi, ITB Berlin 2020 terpaksa dibatalkan akibat pandemi. Begitu pun edisi 2021- 2022 yang hanya berlangsung secara virtual.

Pameran akbar ITB Berlin berlangsung di Messe Berlin. Sumber: www.press.messe-berlin.com
Pameran akbar ITB Berlin berlangsung di Messe Berlin. Sumber: www.press.messe-berlin.com
Dengan profil seperti ini, ITB Berlin pun menjadi pentas penting di mana setiap negara berusaha menarik perhatian pasar pariwisata Eropa yang sangat besar. Demikian pula dengan Indonesia yang selalu tampil 'all out' dengan berbagai kreativitas yang mengagumkan.

Pada ITB Berlin 2019, yang berlangsung pada tanggal 6- 11 Maret 2019, pavilion Indonesia yang menempati lahan seluas 609 meter persegi tampil spektakuler dengan dekorasi perahu Phinisi. 

Sejumlah kegiatan juga disiapkan antara lain, spa corner, karnaval, tarian tradisional, dan lain-lain. Dan hebatnya, sehari sebelum pameran, badan bus-bus wisata yang wara-wiri di kota Berlin memasang logo Wonderful Indonesia.

Akan tetapi, langkah cerdik Indonesia seakan diimbangi Malaysia yang juga hadir di ITB Berlin kala itu. Negeri jiran itu kebetulan menjadi ITB Berlin Partner Country. Dan dengan tema "Colors of Malaysia", Malaysia pun sempat mengundang sekitar 3,500 tamu pada saat pembukaan. Sebuah aksi yang bisa disebut bak mencuri start saja.

Malaysia menampilkan pertunjukan menarik pada saat pembukaan ITB Berlin 2019. Sumber: www.press.messe-berlin.com
Malaysia menampilkan pertunjukan menarik pada saat pembukaan ITB Berlin 2019. Sumber: www.press.messe-berlin.com
Kompetisi sejenis tidak hanya di ITB Berlin, di pameran besar lainnya pun demikian. Sebut misalnya, di World Travel Market (WTM) London yang akan kembali digelar pada 7-9 November 2022 di ExCel, London. Pameran besar yang juga menyiratkan optimisme industri pariwisata untuk segera bangkit. Meskipun pameran kali ini dibayang-bayangi krisis ekonomi di Inggris. 

Dari Exhibitor Directory yang sudah dirilis Reed Exhibitions selaku penyelenggara, pameran ini bakal diramaikan oleh sedikitnya 2,044 Exhibitor dari berbagai negara. 

Menariknya, dari kawasan Asia Tenggara, tujuh negara ikut berpartisipasi di pameran terbesar di Britania Raya itu. Dan selain Indonesia, tiga negara pesaing lainnya tampil dengan delegasi cukup besar, yakni Thailand, Vietnam dan Malaysia.

World Travel Market- London. Sumber: www.wtm,mediafiler.net
World Travel Market- London. Sumber: www.wtm,mediafiler.net
Di bawah komando Kemenparekraf, delegasi Indonesia menurunkan 22 exhibitors di pameran wisata yang telah berlangsung sejak tahun 1980 itu. Di antaranya, dari perhotelan dan agen perjalanan wisata, yakni Santika Indonesia, Plataran Indonesia, Panorama Destinasi Indonesia, Pacto Indonesia, dan lain-lain.

Lalu apakah ITB Berlin atau WTM London itu efektif buat semua pelaku wisata? Sebut misalnya, bagi Tour Operator / Travel Agents yang fokus ke bisnis inbound tour alias wisata yang mendatangkan wisatawan mancanegara masuk ke Indonesia. 

Tidak juga. Seperti kata Sun Tzu dalam bukunya, "The Art of War". Salah satu strategi penting adalah "Choose Your Battles". Memilih medan perang yang tepat sejatinya merupakan salah satu kunci sukses untuk meraih 'business deal' selama pameran.

Meskipun ITB Berlin diakui sebagai ajang pameran paling bergengsi, tetapi belum tentu menjadi prioritas semua pelaku wisata di tanah air. "ITB Berlin hanya tepat bagi Travel Agents yang pasar utamanya adalah wisatawan Eropa" papar Ricky Setiawanto, Director of Business Development- Panorama Destinasi Indonesia, yang rutin berpartisipasi di ITB Berlin. Pasar utama Panorama sendiri memang Eropa.

Apalagi pasar wisatawan Eropa sudah sangat mapan. Tour Operator besar di Eropa yang hadir sebagai Buyer pun biasanya tidak mudah tergoyahkan untuk pindah ke lain hati. Namun, sejatinya selalu ada celah bagi pelaku wisata yang piawai memanfaatkan setiap peluang. Tidak hanya tergantung pada 'pre-appointment schedule', tetapi agresif melakukan pendekatan ke mana-mana. 

Dengan persaingan yang kian ketat di setiap pameran seperti ITB Berlin, maka setiap Travel Agents memang dituntut kian selektif memilih ajang yang tepat. Baik dari segi bujet yang harus dikeluarkan untuk ikut pameran, maupun sasaran pasar wisatawan yang hendak dibidik. Dan itulah yang boleh jadi menjadi pertimbangan Jongki Adiyasa, Direktur Nusa Ina Leisure.

Arabian Travel Market (ATM) yang kian dilirik pelaku wisata di tanah air. Sumber: www.wtmatm.mediafiler.net
Arabian Travel Market (ATM) yang kian dilirik pelaku wisata di tanah air. Sumber: www.wtmatm.mediafiler.net

Pemain inbound kawakan yang juga menjabat sebagai Waketum IINTOA (Indonesia Inbound Tour Operator Association) itu sangat antusias menggarap pasar Timur Tengah dan India. 

Nusa Ina Leisure, biro perjalanan miliknya, pun tercatat mengikuti dua pameran besar di Dubai dan India. Dua kawasan yang belakangan ini semakin menarik minat banyak negara-negara di kawasan Asia Tenggara. 

Maklum saja, dengan menghilangnya wisatawan China yang masih belum bepergian ke mancanegara, banyak negara yang kehilangan pasar raksasa itu, pun terus memburu pasar wisatawan lain yang diprediksi bakal terus berkembang. Dan wisatawan asal negara-negara Timur Tengah yang kaya, serta pasar wisatawan India yang sangat menjanjikan itu pun menjadi target market berikutnya.

Maka, jangan heran, jika ke depannya, Anda akan makin sering melihat wisatawan asal Timur Tengah maupun India di semua destinasi wisata di tanah air. Pasalnya, Tour Operator / Travel Agents dari Indonesia kian rajin mengikuti salah satu pameran wisata terbesar di kawasan itu, yakni "Arabian Travel Market" (ATM) yang berlangsung di Dubai pada 9-12 Mei 2022 lalu.

Pameran yang diikuti sekitar 1,614 exhibitors itu juga diramaikan kehadiran delegasi Indonesia, yang diwakili banyak pemain inbound tour berpengalaman. Sebut di antaranya, Marintur, Ina Leisure, Panorama Destinasi, Pacto, Floressa Bali, dan lain-lain. Dan melihat trend yang berkembang, Arabian Travel Market 2023, yang bakal digelar antara 1 - 4 Mei 2023 di Dubai World Trade Centre sepertinya akan kian meriah.

Arena pameran SATTE, India. Sumber: www.satte.in/gallery
Arena pameran SATTE, India. Sumber: www.satte.in/gallery
Tidak kalah serunya adalah berburu wisatawan asal India. Pasar wisatawan di negara asal Indira Gandhi ini memiliki potensi hebat yang layak dikembangkan. Pada bulan Juli 2022 lalu, misalnya, dari data kunjungan wisatawan mancanegara yang masuk ke Bali, India menduduki posisi kedua di bawah Australia.

United Nations World Tourism Organization (UNWTO) bahkan pernah memprediksi jumlah wisatawan asal India akan melonjak ke angka 50 juta pada tahun 2022.  Namun, akibat hantaman pandemi, angka itu sulit terealisasi. Bagaimana pun juga prediksi itu memberikan sinyal bahwa negara besar di Asia Selatan itu memiliki potensi yang bisa mengejutkan.  

Sebagai ilustrasi saja, sejak Singapore kembali membuka pintu internasional, negara jiran ini langsung menggebrak dengan kampanye wisata bertajuk "Singapore Reimagine". Dan tahukah Anda sasaran pasar utama dari kampanye itu?  Tidak salah. Indonesia dan India. Dua negara ini langsung menduduki posisi pertama dan kedua sebagai penyumbang wisatawan terbanyak bagi Singapore.

Dengan kata lain, India memang memiliki pasar wisatawan yang besar. Dan bukan kebetulan jika pameran wisata di negeri itu, yakni "South Asia's Travel & Tourism Exchange" (SATTE) yang berlangsung di Delhi, India, bakal kian semarak dengan banyaknya exhibitor dari kawasan Asia Tenggara.

Indonesia ikut hadir di pameran SATTE, Delhi-India. Sumber: Kemenparekraf / www.cnnindonesia.com
Indonesia ikut hadir di pameran SATTE, Delhi-India. Sumber: Kemenparekraf / www.cnnindonesia.com

SATTE edisi ke-29 yang berlangsung di India Expo Mart, Delhi-NCR, pada tanggal 18-20 Mei 2022, juga diikuti sekitar 20 pelaku usaha pariwisata dari tanah air Indonesia. Di perhelatan tahun ini, Indonesia yang terpilih sebagai salah satu Partner Country kembali unjuk pesona dengan memamerkan berbagai destinasi wisata unggulannya. 

Bisnis pariwisata memang akan selalu ada. "Tourism Never Dies", begitulah kredo yang kerap didengungkan Bapak Adhi Tirtawisata, Founder Panorama Tours dan salah satu tokoh pariwisata nasional. Kenyataannya memang demikian. 

Apalagi bagi Indonesia yang memiliki aset wisata yang terbentang luas di seluruh pelosok nusantara. Dari Pulau Weh di Aceh sampai Raja Ampat di Papua Barat. Dan kini sudah saatnya pariwisata Indonesia melaju kencang. 

Lewat membangun branding "Wonderful Indonesia" ke seluruh dunia. Lalu tampil meyakinkan di setiap arena pameran wisata internasional. Kemenparekraf Indonesia memimpin di depan, dan industri pariwisata mengikuti di belakang. Kemenparekraf aktif lakukan 'destination marketing', pelaku usaha pariwisata Indonesia agresif jualan paket wisata.

Sounds great, isn't it?

***

Kelapa Gading, 28 September 2022

Oleh: Tonny Syiariel

Catatan:

Semua sumber foto yang digunakan sesuai keterangan di foto masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun