"Buku adalah jendela dunia!" Begitulah majas yang hingga kini diamini semua pecinta buku. Apalagi buku-buku genre perjalanan yang membius pembacanya untuk melanglang buana. Tanpa beranjak dari rumah pun, kita seakan sudah berada di berbagai destinasi wisata impian itu. Dan itu sebabnya sejak dulu pun saya selalu suka membaca. Dan jika sudah membaca, kadang bisa terbenam lama bersama buku itu.
Buku-buku yang saya beli pun begitu beragam. Namun, sebagian besar sesuai dengan passion sendiri, yakni buku-buku seputar perjalanan wisata atau 'Travel Guide Books'. Dan setelah belasan tahun, jumlahnya kian banyak saja. Bertumpuk di dalam rak-rak buku di rumah.
Dari terbitan "Insight Guides", hingga keluaran "DK Eyewitness Travel". Kedua penerbit buku perjalanan wisata kondang itu memang favoritku! Tidak hanya lengkap dengan berbagai detil dari setiap destinasi wisata, tetapi juga penuh dengan foto-foto berwarna yang sangat memikat.
Tentu saja saya juga sesekali membeli buku dari Lonely Planet, penerbit buku perjalanan terkenal lainnya. Dan tidak lupa, berbagai buku perjalanan wisata yang diedarkan penerbit dalam negeri. Misalnya, Amerika & Eropa karya Myrna Ratna- Kompas, The Naked Traveler- Trinity, dan sebagainya.
Meskipun demikian, saya sendiri tidak berani bermimpi akan memiliki sebuah buku perjalanan karya sendiri. Apa yang mau ditulis lagi? Bukankah hampir semuanya sudah bisa ditemukan di internet. Info apapun yang dicari kan tinggal nanya sama Uncle Google. Lagi pula, kata yang lain, pamor buku cetak sudah kian memudar.
Namun, pandangan saya berubah sejak mengenal Kompasiana. Persisnya pada tanggal 21 April 2020 lalu. Mengapa tidak menulis saja sesuai pengalaman sendiri? Sesuai dengan apa yang sudah dilihat dan dialami sendiri. Dan bukankah sudah tersedia ribuan koleksi foto bidikan sendiri. Dari ratusan destinasi wisata ternama pula.
Singkatnya, setelah menghasilkan sebuah tulisan pertama berjudul "Namanya Postcard", tetapi oleh Admin diganti menjadi "Menjelajah Objek Wisata Dunia melalui Koleksi Postcard", saya makin jatuh cinta dengan Kompasiana. O ya, judul artikel pertama itu memang diganti, tetapi sekaligus dihadiahi label Artikel Utama.
Lengkap sudah! Kompasiana sudah seperti sebuah universitas bagi siapapun yang mau memperdalam kemampuan tulis menulis. Deretan penulis handal kerap membagikan berbagai kiat praktis untuk menulis. Bahkan sampai menerbitkan sebuah buku. Le Voila! Ini dia...