Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Di Bisnis Wisata, Kepercayaan Pelanggan adalah Segalanya

23 Februari 2022   10:09 Diperbarui: 4 Mei 2022   02:10 1945
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis Wisata, Bisnis Kepercayaan. Sumber: dokumentasi pribadi

Wajah industri pariwisata nasional kembali tercoreng. Sebuah kabar kurang sedap datang dari Labuan Bajo. Seorang selebgram asal Surabaya konon ditipu salah satu Tour Organizer setempat. Urusan ini bahkan sampai ke Menparekraf Sandiaga Uno yang ikut sibuk menelusuri kasus yang sempat viral tersebut.

Kejadian seperti ini sebetulnya sudah sering terjadi. Tidak hanya di destinasi wisata di dalam negeri. Tetapi, juga sampai wisata yang ke mancanegara. Dari paket wisata ala Open Trip hingga wisata ziarah ke Tanah Suci. 

Kasus First Travel, yang telah bergulir sejak tahun 2017 silam, boleh jadi yang paling menghebohkan industri pariwisata di tanah air.

Bisnis Travel Agency sejatinya adalah bisnis kepercayaan. Berbeda dengan membeli produk lain yang bisa dilihat langsung, bahkan merasakannya. Namun, hal ini tidak berlaku kala Anda membeli sebuah produk jasa wisata yang bersifat intangible alias tidak dapat diraba.

Pelanggan yang membeli sebuah produk wisata seakan hanya mendapatkan sebuah harapan. Tentunya harapan agar pada saatnya nanti, paket wisata yang dibelinya itu persis seperti yang dijanjikan. Setidaknya tidak berbeda jauh dengan apa yang sudah tercantum dalam itinerary maupun kondisi tour yang pernah dijelaskan sebelum transaksi.

Jika membeli sebuah mobil, Anda bisa Test Drive untuk memastikan mobil tersebut nyaman dikendarai atau tidak. Tetapi di bisnis wisata? No way. Tidak ada yang namanya Test Tour. Lalu kenapa banyak calon wisatawan tetap berani membelinya? 

Semoga pengalaman seperti ini menjadi kenyataan. Sumber: dokumentasi pribadi
Semoga pengalaman seperti ini menjadi kenyataan. Sumber: dokumentasi pribadi
Salah satunya yang harus dicatat. Reputasi bisnis wisata telah dibangun selama ratusan tahun. Dan banyak sekali Biro Perjalanan Wisata ternama yang bisa bertumbuh besar karena kepercayaan yang kuat dari pelanggan setianya. Referensi bagus dari satu pelanggan ke pelanggan lainnya membuatnya terus berkembang.

Namun demikian, membangun suatu reputasi yang hebat jelas tidak mudah. Butuh usaha keras terus menerus dalam waktu yang panjang. Tidak banyak ruang bagi kesalahan yang berujung kekecewaan pelanggan. 

Celakanya, seperti di bisnis jasa lainnya, selalu saja muncul oknum yang mencederai kepercayaan pelanggan dari waktu ke waktu. Bahkan dalam beberapa kasus, dampak yang ditimbulkannya ikut merusak reputasi sebuah destinasi wisata. Persis seperti kasus di Labuan Bajo itu.

Bagi Biro Perjalanan Wisata, menjaga kepercayaan pelanggan adalah segalanya. UNWTO (United Nations World Tourism Organization) bahkan ikut mengkampanyekan slogan "Trust is the New Currency". Dan industri pariwisata dipercaya sebagai salah satu sarana paling tepat untuk membangun kepercayaan itu. Kepercayaan dari pelanggan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun