Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kala Sebuah Kota dan Negara Ganti Nama

19 Februari 2022   09:03 Diperbarui: 25 Maret 2022   00:29 1066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Grand Palace-Bangkok, Thailand & Menara Galata-Istanbul, Turkiye. Sumber: dokumentasi pribadi

Sebuah berita mengejutkan datang dari Bangkok di awal pekan ini. Nama ibu kota Thailand itu kabarnya akan ganti nama menjadi Krung Thep Maha Nakhon. Sebelumnya, pada Desember 2021 lalu, sebuah kabar tidak kalah menarik berhembus dari Ankara, Turki. Nama negara yang telah digunakan sejak tahun 1923 itu, yakni ketika deklarasi berdirinya Republic of Turkey, bakal di-rebranding. Dari Turkey menjadi Turkiye!

Fenomena penggantian nama sebuah kota atau negara sebetulnya bukan hal yang baru. Dengan berbagai alasan historis, budaya, politik dan sebagainya, banyak kota dan negara di dunia pun pernah mengubah namanya. Nama Jakarta, misalnya, pernah beberapa kali berubah. Mulai dari Sunda Kelapa, Jayakarta, Batavia, hingga Jakarta.

Namun demikian, perubahan nama sebuah kota tetap saja menimbulkan tanda tanya. Apalagi nama sebuah negara yang memiliki jejak sejarah yang sangat panjang. Dan itulah yang terjadi ketika nama Bangkok dan sebutan Turkey hendak diganti belum lama ini.

Pada tanggal 16 Februari 2022 lalu, harian ternama asal Thailand, The Bangkok Post menurunkan sebuah berita mengejutkan. Nama Bangkok yang telah begitu terkenal bakal ganti nama. Berita itu sendiri sejatinya berasal dari The Office of the Royal Society (ORST).

ORST memang baru saja mengumumkan perubahan nama resmi ibu kota Thailand. Dari Bangkok menjadi Krung Thep Maha Nakhon. Kabinet Thailand bahkan sudah menyetujui draft perubahan dari kantor Perdana Menteri Thailand, sebagaimana yang diusulkan ORST itu.

The Office of the Royal Society, yang sebelumnya dikenal sebagai The Royal Institute, adalah sebuah badan independent yang berada di bawah pengawasan Perdana Menteri Thailand. Badan ini memang bertanggung jawab atas perencanaan dan pengaturan bahasa Thailand. 

Ananta Samakhom Throne Hall, Bangkok. Sumber: dokumentasi pribadi
Ananta Samakhom Throne Hall, Bangkok. Sumber: dokumentasi pribadi
Nama Krung Thep Maha Nakhon (Great City of Angels) sesungguhnya bukan nama yang asing bagi warga kota Bangkok. Kota ini sudah lama dikenal oleh warga setempat dengan nama lokal itu. Nama itupun hanya versi pendek dari sebuah nama lengkap yang sangat panjang. Mau tahu nama lengkapnya? Dihafal yaa. :)

"Krung Thep Maha Nakhon Amon Rattanakosin Mahinthara Ayuthaya Mahadilok Phop Noppharat Ratchathani Burirom Udomratchaniwet Mahasathan Amon Piman Awatan Sathit Sakkathattiya Witsanukam Prasit." Luar biasa panjang, bukan? Nama ini telah tercatat di Guiness World Records sebagai nama kota terpanjang di dunia.

Perubahan itu sendiri baru efektif berlaku apabila telah disetujui oleh sebuah komite khusus yang bertugas memeriksa semua rancangan undang-undang. Sementara itu, nama Bangkok tentunya masih tetap diakui. Setidaknya secara internasional. Penulisan pun bisa saja menjadi "Krung Thep Maha Nakhon (Bangkok)".

Tidak hanya di Thailand. Belum lama ini, Negara Turki pun mengumumkan perubahan nama resmi negaranya. Dari Turkey menjadi Turkiye. Rebranding ini penting bagi negara penerus Kekaisaran Ottoman itu. Pasalnya, kata Turkey dalam bahasa Inggris memang dapat mengacu ke beberapa makna berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun