Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Menyusuri Jejak "Parijs van Java" di Jalan Braga

4 Februari 2022   10:04 Diperbarui: 20 Mei 2022   20:47 4513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gedung De Vries, Jl. Asia Afrika No.81, Braga, Bandung. Sumber: dokumentasi pribadi

Jangan mengaku sudah ke Bandung kalau belum pernah ke Jalan Braga. Ini tentunya bukan sabda Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, mantan Walikota Bandung yang kini menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat. Namun, bagi pelancong sejati, betapa mungkin melewatkan jalan paling kondang di seantero kota Bandung ini. Apalagi Braga sejak doeloe hingga kini tak pernah kehilangan pesonanya. 

Jalan Braga terletak di salah satu kawasan bersejarah di kota Bandung. Ujung selatan Braga bersentuhan dengan Jalan Asia Afrika yang dibangun pada zaman pemerintahan Herman William Daendels. Dan hanya beberapa menit ke Jalan Merdeka, jalan ternama lainnya di ibu kota Provinsi Jawa Barat ini. 

Jalan Braga membentang sekitar 900 meter dari pertigaan Jalan Asia Afrika- Jalan Braga sampai ke perempatan Jalan Perintis Kemerdekaan-Jalan Braga. Dan ke jalan yang sarat nilai historis inilah yang saya kembali datangi pada awal Februari ini. Suatu perjalanan bak menyusuri lorong sejarah kota Bandung.

Suatu pagi di Jalan Braga. Sumber: dokumentasi pribadi
Suatu pagi di Jalan Braga. Sumber: dokumentasi pribadi
Jalanan kota Bandung masih dibalut sepi ketika saya bergegas meluncur ke Jalan Braga. Dengan perkiraan Braga belum terlalu ramai di pagi hari, saya telah tiba di ujung selatan Braga sekitar jam 07.30 pagi. Namun, di luar dugaan, Braga ternyata telah dipadati banyak pengunjung.

Di sekitar Museum Konferensi Asia-Afrika, Braga sudah seperti studio foto raksasa saja. Ratusan pengunjung terlihat menyebar di beberapa titik. Mirip kawasan Kota Tua Jakarta di akhir pekan saja. Semua spot foto yang dianggap instagrammable tak lepas dari 'penjajahan' mereka. :)

Museum Konferensi Asia Afrika, Jl. Asia Afrika No. 65, Braga, Bandung. Sumber: dokumentasi pribadi
Museum Konferensi Asia Afrika, Jl. Asia Afrika No. 65, Braga, Bandung. Sumber: dokumentasi pribadi
Dari pasangan calon pengantin yang sibuk membuat foto pre-wedding hingga berbagai kelompok remaja dengan busana ala era kolonial. Hebatnya, ada yang sampai menyewa seorang fotografer profesional demi mendapatkan foto-foto keren di sepanjang Jalan Braga ini. 

Jalan Braga yang kaya dengan bangunan tua peninggalan masa kolonial memang menarik dijelajahi dan berburu foto. Apalagi sebagian bangunan yang bergaya arsitektur art deco masih terawat dengan baik setelah direstorasi. Dan Braga pun seakan tidak mau kalah aksi. Tampil kinclong di pagi itu!

Bangunan tua yang kembali tampil menarik di Jalan Braga, Bandung. Sumber: dokumentasi pribadi
Bangunan tua yang kembali tampil menarik di Jalan Braga, Bandung. Sumber: dokumentasi pribadi
Bandung sejatinya memiliki banyak destinasi wisata kekinian. Misalnya, di wilayah sekitar Lembang. Tetapi, seperti di banyak kota terkenal di dunia, kawasan 'Old Town' dari sebuah kota selalu menarik dikunjungi. Terlebih lagi bila masih banyak bangunan berlabel ‘heritage’ tetap terjaga dengan baik.

Jalan Braga pun demikian. Jalan  yang awalnya bernama Karreweg ini juga tidak kalah memesona. Braga, yang konon berarti ‘bergaya’ alias ‘mejeng’ itu, memang bisa dibandingkan dengan semua kota tua terkenal lainnya di Indonesia. Tidak kalah bergaya!

Penjual lukisan di Jalan Braga saat ini. Sumber: dokumentasi pribadi
Penjual lukisan di Jalan Braga saat ini. Sumber: dokumentasi pribadi
Nama Jalan Braga, seperti tertulis di papan jalan yang juga menjadi salah satu spot foto, adalah nama sebuah jalan utama di kota Bandung. Braga, yang tampil menarik saat ini, pernah dijuluki Pedatiweg atau Jalan Pedati. Pasalnya, jalan ini dulu kerap dilewati pedati pengangkut kopi. Dari Koffie Pakhuis (kini gedung Balai Kota) menuju Grote Postweg (sekarang Jalan Asia Afrika).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun