Situasi di belahan utara Laut Hitam kian memanas belakangan ini. Awan gelap bak berarak menyelimuti wilayah Ukraina. Persis seperti ketika pasukan Rusia mencaplok semenanjung Krimea pada tahun 2014 silam. Ancaman perang antara Rusia dan Ukraina sepertinya sudah di depan mata.
Intimidasi Rusia terhadap Ukraina tentu saja mengingatkan dunia akan perang lainnya yang melibatkan Rusia, yakni ketika negara Beruang Merah itu menyerang Georgia pada tahun 2008.Â
Kala itu Rusia bak 'menghukum' Georgia, setelah tentara Georgia menyerang Ossetia Selatan yang hendak memisahkan diri. Pasalnya, banyak penduduk di situ memiliki status warga negara Rusia.
Perseteruan Rusia vs Ukraina kali ini pun sekali lagi membuat seluruh kawasan Laut Hitam hingga Kaukasus pun kembali bergolak di tengah musim dingin yang menggigit. Temperatur di wilayah ini yang masih di bawah nol derajat celcius tetap belum mampu mendinginkan situasi yang sedang panas.
Baik Ukraina maupun Georgia adalah bekas negara satelit di bawah kendali Uni Republik Sosialis Soviet alias Uni Soviet. Dan keduanya sama berbatasan dengan Laut Hitam. Sementara Rusia, sebagai negara terbesar di zaman negara sosialis itu, bisa dibilang sebagai pewaris utama Uni Soviet yang bubar pada tahun 1991.
Namun, kali ini Rusia harus berhitung cermat. Situasi pada tahun 2014 dan tahun 2022 ini tentu saja berbeda. Ukraina kini mendapat dukungan militer dari NATO. Tak pelak lagi, perkembangan ini pun ikut berimbas ke jalur penerbangan sipil di kawasan ini dan sekitarnya.
Kyiv (Kiev), ibu kota Ukraina, pun makin was-was dengan situasi terkini. Austrian Airlines, misalnya, yang biasanya menerbangi rute ke Kyiv dan bermalam di Kyiv, kini memilih segera kembali ke kota asalnya. Seperti yang terjadi pada tanggal 23 Januari 2022 lalu.
Maskapai penerbangan internasional yang melayani rute keKala itu Austrian Airlines dengan nomor penerbangan OS-667 dengan rute Vienna--Kyiv seharusnya bermalam di kota itu. Baik pesawat maupun kru pesawat. Namun, maskapai tersebut justru memutuskan segera kembali ke Vienna sebagai penerbangan khusus dengan nomor penerbangan OS-1402.
Keputusan maskapai tersebut untuk tidak bermalam di kota Kyiv bisa dipahami. Kotanya Vitali Klitschko, mantan petinju kelas berat yang kini menjabat sebagai Wali Kota Kyiv itu, sewaktu-waktu bisa saja diserang Rusia. Pengalaman terjebak di kota yang sedang dilanda perang jelas bukan hal yang diharapkan. Bandara Boryspil--Kyiv pun bisa saja langsung ditutup.