Sop Saudara atau Pallubasa di siang hari. Dan ditutup dengan Sop Konro di malam hari. Deretan makanan tradisional Makassar ini begitu mendominasi pentas kuliner di kota ini.
Pilihan makan pagi di kota terbesar di Indonesia timur ini bisa diawali dari Coto Makassar di pagi hari. LaluBelum lagi keberadaan warga Tionghoa ikut meramaikan kekayaan kuliner di kota yang dulunya pernah bernama Ujung Pandang ini. Beberapa nama kuliner ini bahkan sudah sangat dikenal di berbagai kota lainnya. Di antaranya, Pangsit Mie, Mie Titi, dan Nasi Goreng Merah.
Tidak ketinggalan aneka kedai kopi dan es yang tersebar di berbagai sudut kota. Dari kafe bergaya kekinian hingga kedai kopi tradisional ala Phoenam yang legendaris.Â
Di kedai seperti ini, Anda bisa menemukan Es Pisang Ijo yang termasyhur, Jalangkote, dan sebagainya. Dan jangan lupa, masih ada Pisang Epe yang menanti di sepanjang Pantai Losari.
Namun demikian, dari sekian banyak kuliner khas andalan kota berpenduduk sekitar 1.4 juta ini, nama Coto Makassar berada di garis terdepan. Inilah satu-satunya jenis makanan berkuah yang menyandang nama besar kota Makassar.
Dalam semangkuk coto ini, reputasi kuliner Makassar seakan dipertaruhkan. Persaingan di jenis kuliner tradisional Makassar ini berlangsung ketat. Tetapi, di antara pecinta coto, ada dua nama tenar yang paling sering disebut-sebut, yakni Coto Nusantara dan Coto H. Daeng Tayang.
Dalam kunjungan ke Makassar belum lama ini, saya hanya sempat mampir ke kedai Coto H. Daeng Tayang di Jl. Sultan Hasanuddin No. 27 yang selalu ramai pengunjung. Coto dengan kuah cukup kental itu memang memberikan sensasi rasa yang sulit dilupakan. Maknyus!
Jika sudah mencicipi sedapnya coto, belum lengkap rasanya jika tidak mencoba dua makanan berkuah lainnya yang juga populer di kota ini. Ada Sop Saudara, ada pula Pallubasa. Keduanya masih berbahan dasar daging sapi. Sama dengan Coto Makassar. Masyarakat Makassar memang jawara dalam hal mengolah daging sapi. Top markotop!
Sop Saudara biasanya disajikan bersama bahan pelengkap lainnya, seperti bihun, perkedel kentang, jeroan sapi dan telur rebus. Sementara Pallubasa yang proses memasaknya mirip dengan coto itu, juga menggunakan olahan daging dan jeroan sapi. Dan sangat kaya rempah dengan kuah kental dan gurih.
Trio kuliner kondang di atas masih didampingi satu jagoan lainnya. Pasti Anda sudah tahu kuliner yang satu ini. Tidak salah. Namanya Sop Konro! Jangan terkejut jika Anda pertama kali menyantap sop ini. Potongan iga sapi berukuran jumbo bak berjejal di piringmu. :)
Sop Konro, yang sudah merambah ke berbagai kota lain di Indonesia, berasal dari tradisi kuliner Bugis dan Makassar. Sop berbahan utama iga sapi ini tampil dengan kuah berwarna cokelat kehitaman yang lezat. Apalagi disantap dengan burasa atau ketupat. Sedaaappp!