Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sang Inspirator

5 Januari 2021   13:12 Diperbarui: 5 Januari 2021   19:18 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pak Tjipta dan Ibu Roselina. Sumber: Kompasiana

Seperti sebuah ungkapan lain, "True Love Stories never have endings." Kisah cinta sejati tidak akan ada akhirnya. Itulah yang selalu ditunjukkan Pak Tjipta dan Ibu Roselina hingga menginjak usia perkawinan yang ke-56. Suatu perjalanan cinta yang telah melewati berbagai tantangan di segala musim.

Ada satu kisah yang persis menggambarkan sebuah kesetiaan dan cinta yang tanpa batas. Dalam sebuah artikelnya, Ibu Roselina pernah berbagi kisah ketika beliau berada di suatu persimpangan jalan. Mau melanjutkan karirnya yang sedang menanjak atau memilih mengikuti suami. Di era emansipasi wanita yang melanda dunia, boleh jadi banyak wanita lain memilih melanjutkan karirnya.

Akan tetapi, Ibu Roselina justru tanpa keraguan sedikitpun memilih mengikuti kata hatinya. Memilih selalu mengikuti suaminya yang selamanya dicinta. Meskipun, untuk itu, dia harus meninggalkan karir dan penghasilan yang cukup besar saat itu. Ah, saya begitu tersentuh membaca tulisan itu.

Alangkah beruntungnya seorang Pak Tjiptadinata memiliki isteri yang mendukungnya sedemikian rupa yang rela membuang jauh egonya sendiri. Tetapi, pada saat yang sama, saya juga berbisik dalam hati, betapa bahagianya Ibu Roselina memiliki seorang suami yang sungguh mencintainya. Satu-satunya wanita yang selalu dicintai selamanya. Anak-anak zaman sekarang pasti serentak berteriak, "So sweet!".

Cinta Sejati Pak Tjipta dan Ibu Roselina. Sumber: Kompasiana
Cinta Sejati Pak Tjipta dan Ibu Roselina. Sumber: Kompasiana

Sebagai pembaca buku aktif dan lama berkecimpung di bisnis jasa, saya cukup banyak mengenal banyak tokoh lain yang juga sangat inspiratif. Sebagian di antaranya bahkan menuliskan buku-buku bisnis hingga buku ala 'self-improvement' yang menjadi best-seller. Dan tidak jarang, para pesohor itu pun juga menjadi pembicara favorit di berbagai seminar, workshop, dan lain-lain.

Akan tetapi, saya selalu merasa ada jarak yang terbentang luas antara pembaca ataupun pendengar dengan mereka. Saya hanya mengenal sebatas kisah dari buku mereka yang dibalut dengan kalimat-kalimat yang indah. Penuh kutipan inspiratif. Namun, mereka seakan begitu jauh di atas panggung sendiri. Ibarat melewati lorong di sebuah shopping mall, saya hanya bisa mengagumi mereka sebatas etalase toko.

Sungguh berbeda ketika mengenal Pak Tjiptadinata Effendi, meskipun hanya melalui artikel-artikelnya yang sudah lebih dari 5,200. Dalam banyak kesempatan beliau seolah membuka semua sekat yang ada antara dirinya yang sudah Senior bahkan kini seorang Maestro dengan semua Kompasianer lainnya.

Artikel yang disinggahinya pun tidak harus berlabel apapun. Seakan semua status dan label tidak berarti baginya. Semuanya sama di matanya. Itulah salah satu kehebatan Pak Tjipta dan juga Ibu Roselina yang juga selalu rajin menyapa siapapun.

Soal gaya menulis pun demikian. Pak Tjipta selalu menulis apa adanya. Dengan kalimat yang terlihat sederhana, tapi begitu sarat makna. Mengalir begitu saja, bak sumber mata air yang tidak pernah kering. Pak Tjipta seakan tidak berusaha memoles bahasanya agar terlihat keren. Baginya substansi tulisan jauh lebih bermakna dibandingkan narasi menawan. Di situlah kekuatan Pak Tjiptadinata!

Bagaimana dengan isi tulisan Pak Tjipta maupun Ibu Roselina? Di sini pun kita dibuatnya kian respek terhadap keduanya. Baik Pak Tjipta maupun Ibu Roselina tidak hanya menulis sesuatu yang indah yang sedap dibaca dan menjadi impian banyak pembaca. Tidak begitu bro.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun