Angin musim dingin bertiup kencang di Piazza San Pietro. Sesekali rasa dingin itu menyusup hingga ke balik jaket. Suhu dingin sepertinya terus menukik turun ke sekitar 5°C. Gerimis pagi yang sempat membasahi piazza (alun-alun) nan luas itu baru saja berlalu. Dan antrian panjang menuju basilika kembali memanjang.
Itulah sekilas suasana di seputar Piazza San Pietro dalam salah satu kunjungan penulis menjelang Natal. Namun, di hari-hari ini, selain cuaca dingin yang sama, mungkin tidak banyak antrian masuk ke basilika lagi. Badai covid-19 masih belum beranjak dari bumi Italia. Belum lagi, Italia pun masih menutup diri. Sebagian wilayahnya termasuk Roma, kini memberlakukan jam malam.
Misa Malam Natal yang rencananya akan diselenggarakan pun akan berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Bapa Suci Paus Fransiskus kabarnya akan menghadiri Misa Malam Natal pada 24 desember 2020. Tetapi, misa kali ini hanya akan dihadiri umat secara terbatas dan dimulai lebih awal, yakni pada jam 19.30. Misa akan dilakukan lebih cepat mengingat adanya penerapan jam malam di Italia, mulai jam 22.00 sampai 05.00.
Basilika Santo Petrus (St. Peter's Basilica) telah lama menjadi destinasi utama di kota Roma. Meskipun berada di wilayah negara mini Vatikan, basilika ini sejak dulu telah menjadi bagian dari “Top Ten Attaction” di kota Roma. Maklum saja, negara Vatikan sendiri dikelilingi wilayah kota Roma, ibukota Italia.
Sejak kunjungan pertama ke Basilika ini belasan tahun lalu, hingga kunjungan terakhir di musim gugur setahun lalu, penulis tidak pernah berhenti mengagumi kebesaran Basilika Santo Petrus serta alun-alun di depannya. Sebuah basilika yang telah diakui sebagai terbesar di dunia, dengan panjang 220 meter dan lebar 150 meter. Dan sebuah piazza di depannya yang disebut-sebut sebagai salah satu yang terindah di dunia.
Piazza San Pietro selalu tampil menawan. Alun-alun ini ibarat pameran kehebatan kreasi seorang Gian Lorenzo Bernini, salah seorang arsitek dan pematung bergaya baroq yang karya-karyanya menghiasi wajah kota Roma.
Alun-alun ini kian cantik dengan kehadiran dua air mancur yang seakan mengapit tugu setinggi 25.5 meter itu. Air mancur karya Carlo Maderno dibuat bersusun tiga, tampil begitul memesona. Begitu juga air mancur kedua buatan Bernini yang tidak kalah menarik. Air mancur artistik memang selalu menghiasi hampir semua alun-alun di kota Roma. Tidak terkecuali di Piazza San Pietro- Vatikan ini.
Vatican City tidak mengijinkan pengunjung yang mengenakan celana pendek dan pakaian dengan bahu terbuka masuk ke dalam basilika. Peraturan itu merupakan cara untuk memperlihatkan rasa hormat pada kesucian Rumah Tuhan ini. Apalagi Basilika Santo Petrus memang bukan gereja biasa.
Inilah gereja pertama yang dibangun atas perintah Kaisar Kristen pertama Konstantin I pada tahun 326, di tempat Santo Petrus menjadi martir. Dan tidak kalah menariknya, perayaan Natal pertama pada setiap tanggal 25 desember diperkirakan telah berlangsung di sini sejak tahun 336 atau lebih dari 1,600 tahun lalu.
Alkisah, sesudah masa penyaliban Kristus, Petrus melakukan perjalanan panjang untuk menyebarkan Injil. Dari Yunani dia menyeberang ke Eropa sampai di Roma, di mana bersama-sama dengan Paulus, menjadi pendiri komunitas Kristen pertama di dunia, cikal-bakal gereja Kristen.
Akan tetapi, perjuangannya berakhir tragis. Petrus pun menjadi martir, ketika Romawi di bawah pemerintahan Kaisar Nero. Orang suci ini mati dengan cara yang sangat menyedihkan. Dia disalibkan dengan posisi terbalik di atas alun-alun yang sekarang menggunakan namanya.
Adalah Paus Julius II yang kemudian melanjutkan rencana Paus Nicholas V untuk membangun sebuah basilika baru di tempat gereja pertama, yang dibangun Kaisar Konstantin I.
Tugas besar itu pertama kali diberikan ke Donato Bramante. Pada tahun 1506, Bramante mulai merancang basilika berdasarkan pola salib Yunani dengan 5 kupola. Sayang sekali, Bramante meninggal tahun 1514 tanpa menyelesaikan tugas itu. Selanjutnya pada tahun yang sama, Raphael diangkat sebagai kepala arsitek dan sempat mendesain beberapa bagian di istana Vatikan.
Namun demikian, dari semua arsitek yang pernah ikut merancang dan membangun basilika ini, nama Michelangelo Buonarotti yang paling menonjol. Arsitek di era Renaissans ini memberikan kontribusi terpenting atas keindahan dan kemegahan basilika ini.
Setelah Michelangelo, giliran Gianlorenzo Bernini unjuk prestasi mulai tahun 1626. Sebagai arsitek baroq kenamaan, Bernini diminta merekonstruksi fasade nya dan juga membangun pilar-pilar yang memperindah piazza di depannya. Kini kedua nama kedua arsitek ini seakan melekat pada basilika fenomenal ini.
Ada lima pintu gerbang ke basilika nan megah ini. Pintu paling kanan adalah ‘Holy Door’ yang hanya dibuka oleh Paus setiap kali mengawali tahun Jubileum. Jalur masuk dan ke luar sudah diatur searah sehingga membuat arus pengunjung berjalan lebih teratur.
Setelah masuk ke dalam basilika ini, kita hanya bisa berdecak kagum tiada hentinya. Betapa tidak, di hampir semua sudut basilika kita menemukan karya-karya seni yang sangat mencengangkan. Basilika Santo Petrus ibarat sebuah museum raksasa dengan sejuta koleksi tidak ternilai.
Atau boleh juga disebut sebagai sebuah perpustakaan besar, di mana kisah-kisah sejarah terbaca dari deretan patung, altar, pilar, lukisan dan mosaik. Nama-nama tenar di era Renaisans hingga Baroq seakan menunjukkan reputasinya melalui karya monumental ini. Marvellous!
Pieta dibuat Michelangelo ketika sang maestro masih berumur 24 tahun untuk Kardinal Jean de Bilheres. Patung Bunda Maria yang sedang menggendong jenazah Yesus anaknya itu adalah satu-satunya karya yang memuat tanda-tangannya. Saking terkenalnya Pieta, sampai Katedral Notre Dame yang begitu ternama di pusat kota Paris pun rela hanya memajang replika Pieta, karya Nicolas Coustou.
Selain Pieta, tujuan utama peziarah yang tidak mungkin dilewatkan adalah patung perunggu Santo Petrus sendiri. Banyak peziarah yang percaya bahwa mereka akan mendapatkan berkat dengan menyentuh kaki Petrus. Tentu saja ini bukan pandangan resmi gereja, tetapi kembali kepada iman masing-masing.
Masih ada lagi karya Bernini yang layak dinikmati, yakni Baldachin. Inilah sebuah kanopi berupa altar berstruktur besar dengan gaya baroq. Empat tiang berbentuk spiral terlihat begitu indah. Bernini memang seorang pematung jenius!
Apakah keindahan basilika hanya yang terlihat di depan mata? Tentu tidak. Coba mendongak ke atas. Anda pun pasti kembali dibuat terpana.
Yang sungguh luar biasa, Michelangelo memulai projek ini ketika sudah berusia 71 tahun. Dan ketika sang seniman hebat ini meninggal dunia di tahun 1564, muridnya berhasil melanjutkan visinya dan menyelesaikan kubah raksasa pada tahun 1590.
Sebelum meninggalkan Basilika Santo Petrus dengan segala kemegahannya, penulis tidak lupa mengintip ke makam Santo Petrus yang berada di ruang bawah tanah dari basilika ini. Makam Rasul Petrus ditandai dengan adanya lampu merah yang menyala. Berjejer dengan makam Santo Petrus adalah makam para Paus lainnya.
Ruang bawah tanah Vatikan yang penuh rahasia ini membuat penulis teringat novel Dan Brown, “Angels & Demons” yang sudah difilmkan. Novel yang banyak mengambil latar belakang seputar Vatikan, termasuk kuburan rahasia yang disebut Vatican Grottos, mengaduk fakta dan fiksi.
Dan Brown memang piawai merangkai kisah thriller seperti itu. Mungkin itu kiatnya membuat sebuah novel laris, meskipun sarat kontroversi.
Dengan seragam tradisional karya Jules Repond, mereka memang selalu terlihat menarik untuk menjadi subjek foto. Kabarnya, ada suatu persyaratan yang sangat ketat untuk menjadi anggota Garda Swiss. Mereka biasanya direkrut dari empat wilayah Katolik di Swiss. Organisasi Garda Swiss itu sendiri dibentuk oleh Paus Julius II tahun 1506 untuk menjaga keamanan Paus dan Vatikan.
Setelah melewati samping basilika, deretan kantor pos dan toko suvenir, penulis pun berada kembali di tengah Piazza San Pietro. Sekali lagi memandang ke arah fasade dengan 9 buah balkonnya.
Satu di antara balkon itu, yakni yang di tengah, adalah tempat di mana Paus biasanya melambaikan tangan dan memberkati umatnya pada hari Paskah dan Natal. Apakah Paus Fransiskus akan berada di sana pada hari Natal ini?
Dan meskipun 'hanya' berstatus basilika, bukan sebuah katedral, tetapi tidak ada yang meragukan posisi penting yang melekat padanya selama ratusan tahun, khususnya bagi umat Katolik.
Sebuah buku indah berjudul "100 Most Beautiful Cathedrals of the World" terbitan Rebo Publishers bahkan menempatkannya di urutan pertama - di depan semua Katedral terkenal lainnya di dunia.
Di hari-hari ini, di balik mendung covid-19 yang masih menyelimuti dunia, Basilika Santo Petrus kembali bersiap menyambut perayaan Natal di tahun 2020 ini. Natal yang berbeda, tapi selalu membawa harapan akan kasih Tuhan yang tidak pernah berkesudahan. Natal yang akan selalu hadir di hati kita semua.
May the Christmas season fill your home with joy, your heart with love, and your life with laughter.
Selamat Hari Natal! Tuhan Memberkati Selalu.
Jakarta, 23 Desember 2020
Oleh: Tonny Syiariel
Referensi: 1
Catatan: Foto-foto adalah koleksi pribadi kecuali foto Pieta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H