Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

"Ethical Choice", Cara JAL Kurangi Limbah Makanan Sisa

18 Desember 2020   08:24 Diperbarui: 5 Mei 2022   23:56 758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sajian makanan di Singapore Airlines. Sumber: www.singaporeair.com

Tangkapan layar situs JAL. Sumber: www.jal.co.jp
Tangkapan layar situs JAL. Sumber: www.jal.co.jp
Plihan ini sangat masuk akal. Berdasarkan pengalaman penerbangan di malam hari, banyak penumpang memilih tidur selama penerbangan daripada bangun untuk makan malam. Akibatnya, persediaan makan malam yang sudah disiapkan sesuai kapasitas penumpang pun menjadi mubazir.

Sudah tentu tidak mudah melakukan edukasi pelanggan seperti ini. Bagi sebagian orang, toh makanan yang tidak disantap pun sudah termasuk dalam komponen harga tiket. Karena itulah, selain menghimbau penumpang untuk memilih "No Meal" sebelum berangkat (jika memang tidak berencana makan), JAL juga mengumumkan di laman situsnya bahwa maskapai tersebut ikut mempromosikan pengurangan limbah makanan sisa.

"Before departure, visit JAL website and select 'No Meal'. Please use this service if you would like to take a good rest on the plane or if you would like to help us reduce food waste. JAL is also promoting the reduction of food waste."

Tujuannya jelas, untuk menggugah kesadaran calon penumpang untuk ikut mengurangi limbah makanan sisa. Dan tentunya sekaligus bisa merencanakan pasok makanan sesuai kebutuhan saja. Dengan informasi yang lebih lengkap, termasuk yang tidak akan makan, pihak catering JAL pun akan lebih mudah mengatur penyediaan makanan selama penerbangan secara lebih akurat. 

Hadiah buat penumpang/onemileatatime.com
Hadiah buat penumpang/onemileatatime.com
Seperti biasanya, untuk mendorong orang mau melakukan hal-hal baru, butuh suatu insentif berupa hadiah atau apapun. Nah, bagi calon penumpang yang bersedia mengikuti anjuran ini, JAL akan memberikan sebuah paket "amenity kit" yang akan diberikan pada saat penerbangan. Saat ini JAL baru menerapkan opsi ini untuk rute Bangkok -- Haneda yang berangkat jam 22.05 dan tiba jam 05.40 pagi.

 Apakah promosi semacam ini salah? Tidak juga. Bagaimanapun, maskapai dunia sudah saatnya mulai memikirkan mengurangi limbah makanan sisa dari setiap penerbangan. Sebagian masalah ini bisa diatasi, andaikata penumpang mau memberitahukan lebih awal ke maskapai penerbangan.

Bayangkan saja, dari setiap penerbangan, hanya sebagian stok makanan yang telah disiapkan bisa dikumpulkan dan disalurkan kembali ke sistem supply chain masing-masing maskapai. Di antaranya, gula sachet, snacks (keripik kentang, biskuit, dan lain-lain), minuman alkohol dan minuman ringan yang belum dibuka.

Inipun bukan hal yang mudah. Memisahkan makanan sisa yang masih bisa digunakan dan yang harus dibuang membutuhkan proses tenaga kerja lagi. Dan mungkin saja, yang dibuang pun tetap akan lebih banyak.

Pramugari JAL sedang melayani penumpang. Sumber: www.skytraxratings.com
Pramugari JAL sedang melayani penumpang. Sumber: www.skytraxratings.com
Limbah makanan sisa memang sulit dihindarkan dalam setiap penerbangan. Apalagi di jenis penerbangan yang berdurasi panjang dan layanan penuh. Akan tetapi, menyia-nyiakan makanan yang sudah disiapkan dan hanya berakhir menjadi limbah makanan tentu juga tidak bijak.

Kini JAL memberikan kesempatan ke calon penumpang nya untuk memilih "Pilihan Etis". Boleh jadi, dampak awal tidak terlalu signifikan. Namun, bukankah setiap langkah besar selalu diawali oleh satu langkah kecil.

Kelapa Gading, 18 Desember 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun