Deretan perusahaan yang bertumbangan selama pandemi covid-19 sepertinya terus bertambah. Ada yang cepat melempar handuk tanda menyerah. Namun, tidak sedikit yang terus berjibaku melawan badai krisis. Salah satu yang patoet dipoedjikan adalah maskapai penerbangan Thai Airways yang kini terus berjuang menerjang badai.
Thai Airways International PCL, maskapai penerbangan yang 47.86 % sahamnya dimiliki Pemerintah Thailand, sebelumnya sudah dinyatakan bangkrut. Tetapi, setelah mendapatkan persetujuan 'Central Bankruptcy Court' untuk merestrukturisasi hutang-hutangnya yang menggunung, kini mencoba bangkit di tengah krisis global.
Akan tetapi, dalam situasi pandemi seperti ini, tantangan yang dihadapi perusahaan penerbangan yang berdiri sejak tahun 1960 itu sungguh terjal. Industri pariwisata global yang tengah terpuruk ikut memukul bisnis penerbangan di seluruh dunia. Restriksi perjalanan antar negara, maupun lockdown di sebagian negara, ikut menyebabkan rute penerbangan internasional terhambat.Â
Akibatnya sudah bisa diduga. Jumlah penumpang di rute internasional pun anjlok drastis. Tidak itu saja, covid-19 yang masih terus mengintai menyebabkan penerbangan domestik di negara gajah putih itu ikut terhempas. Thai Airways tentu tidak sendiri. Maskapai penerbangan sekelas Singapore Airlines saja terpaksa melakukan PHK ke ribuan karyawannya.Â
Seperti dikutip dari Bangkok Post, koran nomor satu di Thailand, Thai Airways sepertinya mulai menemukan kegairahan dalam berbagai bisnis baru untuk meningkatan pendapatan perusahaan dengan berbagai cara. Mulai dari membuka restoran tematik, menjual gorengan ala kaki lima, hingga menjual tas tangan yang terbuat dari baju pelampung (life vest).
Mungkin tidak pernah terbayangkan sebelumnya, jika kru pesawat terbang yang biasanya mondar-mandir di rute internasional, kini harus melayani tamu di restoran dan bahkan membuat gorengan di pinggir jalan utama kota Bangkok. Tapi itulah yang terjadi. Demi bertahan hidup, Thai Airways memaksimalkan salah satu anak perusahaannya, Thai Catering, untuk melakukan berbagai terobosan bisnis di bidang kuliner.
Pada tanggal 3 September 2020 lalu, Thai Airways mulai membuka sebuah restoran tematik di kantor pusatnya di Bangkok. Kafetaria kantor yang dulunya lebih sering melayani karyawan maskapai itu telah disulap menjadi restoran dengan interior ala kabin pesawat terbang.
Kursi-kursi di kafetaria telah diganti dengan kursi pesawat dengan sandaran yang tinggi. Meja-meja juga diganti dengan meja yang dibuat dari bekas suku cadang pesawat. Misalnya, bagian dari mesin, jendela dan baling-baling. Sedangkan menu yang ditawarkan adalah persis seperti yang biasa disajikan untuk penumpang pesawat terbangnya.