Tren itu seperti musim yang berganti. Dia datang dan pergi mengikuti musimnya. Di hari-hari ini, tren bersepeda kembali datang, bahkan dengan sejuta kehebohan yang ikut dibawanya.
Sesungguhnya tren itu kian tercium, ketika bos sebuah perusahaan penerbangan pelat merah, yang kabarnya juga suka bersepeda, nekat memasukan dua sepeda lipat Brompton, selain komponen HD, dalam pesawat baru yang sedang diterbangkan ke Jakarta.Â
Merek dan harga sepeda itu pun tiba-tiba membuka mata banyak orang. Brompton. Wow!
Kelompok pesepeda muncul di mana-mana. Ada yang hanya mengitari kompleks perumahan atau bersepeda pada saat 'car free day'. Namun tidak sedikit yang juga melaju di jalan-jalan raya di manapun.Â
Tidak kalah menariknya, sebagian pesepeda yang sangat kreatif menggabungkan aktivitas bersepeda dengan petualangan kecil, melewati area persawahan dan melintasi sungai Cisadane. Dan petualangan ini dijual ke siapapun yang berminat ikut 'cycling adventure' ini.
![Cycling adventure. (sumber: Akun FB@bobbytjhiayadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/06/30/bobbytjhiayadi-cs-5efae7d5097f3665e110c4d2.jpg?t=o&v=770)
Penulis pun ikut-ikutan membersihkan sepeda yang sudah bertahun-tahun dibiarkan sepi merana tidak terurus. Kini sang sepeda tiba-tiba diajak jalan-jalan lagi, meskipun daya kayuhan sudah tidak sekencang dulu. Hahaha
Jika di Jakarta dan kota-kota lain di Indonesia, bersepeda seakan mengikuti tren saja, maka tidak demikian dengan beberapa kota sepeda ternama di dunia.
Bersepeda adalah keseharian mereka. Bersepeda ke mana-mana, baik ke tempat kerja, sekolah, belanja, atau sekedar bersepeda santai.
Dan sepeda-sepeda mereka itu bukanlah sepeda mahal sekelas Brompton, Giant, Specialized, Trek, atau sejenisnya yang masih kinclong. Sepeda-sepeda itu, yang banyak terlihat di jalan-jalan dan di tempat penitipan sepeda, sudah terlihat tua dan sarat pengalaman hidup di jalan-jalan. :)
Di antara banyak kota sepeda, Kota Copenhagen, ibu kota Denmark, berada di garis terdepan sebagai kota yang paling ramah untuk pesepeda. Beberapa situs bahkan selalu menempatkan kota pendongeng H.C. Andersen ini di urutan nomor satu sebagai "The World's Most Friendly-Bike City".