Pernahkah Anda jatuh cinta pada sebuah jembatan?
Keindahan sebuah jembatan telah lama menjadi salah satu atraksi wisata yang selalu sukses dijual. Di banyak negara, sebuah jembatan bukan sekedar struktur yang digunakan sesuai fungsinya, tapi berkembang menjadi ikon pariwisata terkenal.
Sebuah kutipan menarik menggambarkannya secara tepat. “If watching a bridge is much more exciting than crossing that bridge, then you can be sure that it is very beautiful bridge!” (Mehmet Murat Ildan).
Di berbagai destinasi wisata dunia, beberapa jembatan terkenal bahkan dianggap sebagai suatu keajaiban konstruksi modern. Sebut saja, Golden Gate Bridge di San Francisco yang sering dinobatkan sebagai jembatan terindah di dunia; Akashi Kaikyo Bridge di Jepang, dengan panjang 1,991 meter berstatus jembatan gantung terpanjang di dunia; dan HZM bridge (Hong Kong- Zhuhai- Macau), yang membentang sepanjang 55 km di atas Laut China Selatan.
HZM yang menyandang predikat sebagai jembatan penyeberangan laut dan terowongan terpanjang di dunia, diresmikan pada 24 Okt 2018 dan disebut-sebut sebagai ‘the most technologically complicated bridge’.
Jembatan adalah suatu struktur yang dibangun untuk menyeberangkan orang melewati suatu halangan. Dengan teknologi konstruksi yang terus berkembang, jembatan dibangun di mana saja selama ada hambatan untuk mobilitas orang atau alat transportasi. Maka kita pun tidak hanya melihat jembatan untuk menyeberang sungai atau lembah yang curam, tapi juga danau maupun selat yang lebar.
Dari beberapa catatan sejarah, pembuatan jembatan diperkirakan telah dimulai sejak abad ke-15 SM. Pada mulanya, konstruksi jembatan masih dibuat dengan bahan-bahan seperti batu dan kayu. Model jembatan dengan materi seperti ini masih ada di mana-mana, seperti jembatan batu The Pont du Gard (aqueducts) dekat Nimes- Perancis dan Rialto Bridge di Venice- Italia.
Sementara di Lucerne- Swiss, Anda dapat melihat The Chapel Bridge yang terbuat dari kayu. Pada tahapan berikutnya, konstruksi jembatan mulai menggunakan bahan-bahan besi, baja dan beton.
Paling tidak sejak abad ke-17, banyak jembatan mulai menggunakan material yang lebih kokoh ini. Contoh paling spektakular dari era ini adalah Sydney Harbour Bridge (1923-1932) yang menggunakan materi baja.
Jembatan-jembatan dari berbagai era di atas kini menjadi obyek-obyek wisata kenamaan. Dan bagi banyak wisatawan, seperti kutipan di awal tadi,“lebih sering dipandang, daripada diseberangi!”