Mohon tunggu...
Tonny Sugiyanto
Tonny Sugiyanto Mohon Tunggu... -

Menuju Impian & Pantang Mundur

Selanjutnya

Tutup

Money

Entrepreneur yang Tak Ter-Arah

7 November 2011   08:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:58 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Racun untuk menjadi KAYA banyak menyebar, dengan banyaknya muncul motivator entrepreneur yang menularkan virus KAYA ini membuat kita terbuai dengan segala mimpi-mimpi dan angan-angan yang berada dipikiran kita.

Siapa sih yang gak mau kaya? pasti semua pingin,

Racun yang disebarkan sebenarnya adalah sebuah kebaikan (obat yang kita minum kalau kepala pusing itu sebenarnya racun), cuma bagaimana kita merubah Racun itu menjadi Obat. Contohnya : Obat yang kita konsumsi berlebihan malah akan menjadi Racun untuk diri kita sendiri (over dosis), yang benar adalah seberapa banyak dosis yang dianjurkan dan disesuaikan dengan penyakit yang dideritanya, oleh karena itu Dokter menuliskan Resep.

Begini analoginya – Seorang Motivator membakar semangat kita dengan slogan “Kaya itu Baik Adanya” sehingga kita terbakar oleh semangat untuk mencapai Impian kita. Kecenderungan kita orang kebanyakan pinginnya Instant, perlu diketahui untuk menjadi Kaya membutuhkan proses dan waktu, cepat tidaknya kita mencapai tujuan kembali kepada diri kita seberapa cepat kita menyelesaikan masalah-masalah yang akan kita hadapi dalam ber-Entrepreneur dan yang pasti sudah pantaskah kita menjadi Kaya.

Perlu kita ketahui bahwa seorang Motivator punya cara tersendiri untuk menjadi Kaya, dan kita yang telah membaca bukunya atau mengikuti seminarnya cenderung mengikuti jalan yang telah dilalui Motivator tersebut, padahal terkadang displin ilmu yang kita punya berbeda jauh dengan Motivator itu. Misalnya dalam satu seminar property, yang datang ratusan orang dan saya yakin semuanya bukan orang yang mempunyai skill tentang property, bahkan ada yang buta dengan masalah property. Begitu pula dengan seminar yang mengajak kita menjadi Pengusaha agar kita bisa Kaya dan mencapai Financial Freedom, saya yakin bahwa tidak semuanya mempunyai Nyali untuk melepaskan apa yang dia punya sekarang untuk menjadi Pengusaha.

Seminar – seminar tersebut tidaklah salah, karena tidak mungkin Motivator tersebut mengarahkan ratusan orang yang menpunyai disiplin ilmu yang berbeda-beda, hanya kitanya saja yang tidak mengarahkan diri kemana jalan yg harus kita lewati sesuai dengan kemampuan/skill/disiplin ilmu kita sendiri. Kita hanya melihat orang lain bisa Kaya dengan cara mereka, padahal kita juga bisa Kaya dengan cara kita sendiri. Janganlah kita mengikuti cara mereka yang kita sama sekali tidak tahu kecuali kita fokus dan belajar mendalami apa dan bagaimana cara mereka.

Selain daripada itu masih banyak Motivator menulis buku yang isinya menjual seminarnya, dan setelah mengikuti seminarnya didalamnya mereka menjual produk-produk yang mereka ciptakan sendiri misalnya bisnis Franchise, Les/pelatihan yg lebih intensif yang biayanya lebih mahal dan bahkan disuruh membeli suatu produk mereka untuk mendapatkan Pasif Income. Dan yang lebih parahnya lagi mereka menyuruh kita BerHutang ke Bank tetapi tidak diberi Solusi bagaimana kalau kita mengalami keterpurukan usaha kita yang menyebabkan kita tidak bisa membayar tagihan Bank untuk menyelesaikannya, ini sama saja dengan Kamikaze – diajari Take Offtapi tidak diajari Landing. Banyak dari kita yang sudah berbisnis meninggalkan Core bisnisnya karena tergiur dengan keuntungan-keuntungan yang digambarkan oleh Motivator tersebut.

Untuk kondisi dalam keadaan seperti ini biasanya kita butuh Motivator yang bisa memberikan solusi dengan cara yang membuat kita tidak terpaku pada masalah, Motivator yang mengurai benang yang kusut, Motivator yang memberikan bagaimana cara mengatasi menyelesaikan hutang dll.

Motivator yang seperti inilah yang tidak ada dalam seminar-seminar (atau saya tidak tau kalau ada).

Banyak teman-teman saya yang mengalami ini (termasuk saya) tetapi banyak juga yang Jaim menjaga gengsinya kalau dia sebenarnya terpuruk.

Kita yang terbakar semangatnya dengan Ter-Entrepreneur cenderung tidak Terarah karena banyak dari kita yang melenceng dari skill & disiplin ilmu kita.

Maka dari itu kita haruslah Bijaksana dalam menindaklanjuti apa yang disebarkan oleh para Motivator, karena seorang Motivator tidak mungkin menuntun dan mengarahkan kita satu per satu didalam seminarnya. Ini semua kembali pada diri kita, jangan menyalahkan siapa-siapa, masalah adalah tantangan, disinilah kita ditempatkan pada situasi yang membedakan kita dengan orang lain. Apabila kita lulus dari masalah ini kita menjadi orang yang lebih. Selalu ingat bahwa Allah SWT tidak akan memberi cobaan diluar kemampuan hambaNya. Jangan kuatir semua ada jalannya, ini janji Allah SWT. Semangat selalu…..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun