Mohon tunggu...
Tonny Mondong
Tonny Mondong Mohon Tunggu... -

Belajar untuk melihat, mendengar dan berbicara apa adanya..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Yang Tersisa dari Kampung Fiksi

20 Maret 2011   08:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:37 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Angin dingin menerpa kulitku...sedikit perih dan dingin, menerbangkan debu di halaman, tapi aku harus membersihkan tempat ini...banyak kertas dilantai, meja, di atas rak buku masih ada secangkir kopi, dingin dan masih terasa pahit kecut kopinya ketika sedikit ku cicipi, hmmnn..siapa tahu ini sisa dari para sastrawan itu...kata kakekku dikampung, sisa minuman orang pintar pasti berkah..hehe..

Sedikit ke dalam halaman rumah..ada ranjang, meja, kursi, maaf..bekas dipakai,,.aku menatap sekeling ruang tamu ini..di meja di sudut dekat jendela...bekas tinta mengotori meja itu, tinta printer, aku sering melihat bosku kerja dan sibuk mengisi tinta printer kalau habis atau macet, pasti kotor seperti sekarang ini. Sedikit kerja keras kali ini..membersihkan tumpahan tinta di meja kayu bukanlah hal mudah..tumpahan tintanya juga mengenai setumpuk kertas di meja itu...

Iseng ku tengok kertas-kertas itu...sedikit tersenyum karena ini rupanya yang selama ini bikin ramai tempat bosku...lagi sibuk nulis kayaknya para sastrawan itu..beberapa cerpen judulnya menarik juga hehe...ada nih judulnya Ranjang, Meja dan Kursi, Maaf..hmmnn.. seperti bekas ranjang tadi yang aku lihat di depan?, ada lagi judulnya Surat Cinta Alena...pasti Alena lagi jatuh cinta..hihi..bodohnya aku..yo jelas lagi jatuh cinta..judulnya kan gitu, kujitak kepalaku...sedikit beku otakku nih...tiba-tiba mataku tertuju pada kertas satunya lagi..So  Damn.. I Love You...sambil mikir aku berusaha mengartikan Damn itu..apa ya..pasti nama orang deh..ahh..ini lagi ada Pelangi di Langit Jepang...jauh amat pelanginya..gimana aku bisa melihatnya..?, saya koq cuma nemu yang ini ya..yang lainnya mana ya...? sreetttt...bunyi kertas dibawah kakiku..kujemput kertas itu...ahh aku nemu satu cerpen lagi. Diandra..cuma gitu doang judulnya...?

Udin...!!!..Udin..!!...udah dibersiin belom...bengong aja...!!!

Upss...Bosku datang tuh...padahal masih ada sebagian tumpukan kertas yang belum ku baca...

cepat-cepat kubersihkan ruangan..berharap satu saat aku bisa seperti para orang pintar itu...para sastrawan yang beberapa hari lalu meramaikan Kampung Fiksi ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun