Jika membaca dan menulis (literasi) merupakan sebuah gaya hidup, Â maka tentunya diperlukan sikap disiplin dan konsistensi.
Tidak akan ada alasan apapun untuk tidak membaca dan menulis bagi orang yang memiliki gaya hidup demikian.
Sesibuk apapun aktifitas atau kegiatan pekerjaan dan bahkan dalam keadaan apapun yang dihadapi tiap hari, membaca dan menulis akan tetap konsisten dilakukan. Â
Perlu diapresiasi sekali orang-orang yang sudah memiliki komitmen yang tinggi dalam memelihara gaya hidup literasinya yang selalu konsisten.
Berbeda dengan orang yang istilahnya masih "labil" atau kekanak-kanakan dalam proses menuju gaya hidup literasi yang konsisten ini. Contoh konkritnya saya sendiri, (maaf saya terlalu jujur tentang diri saya) hehehe.
Sedikit berbagi pengalaman. Dulu waktu masih di bangku kuliah, saya begitu suka sekali membaca. Tiap hari harus membaca, entah buku,  artikel dan e-book apapun yang tersimpan di memori gawai. Â
Saya rutin pergi ke toko buku setiap bulan untuk membeli buku atau membeli secara online. Kadang sesekali pergi ke perpustakaan daerah, Â tapi lebih rutin ke perpustakaan kampus karena lebih dekat.
Saya juga sering meminjam buku bacaan di perpustakaan mini milik organisasi internal kampus.
Jika bepergian dan tidak sempat membawa buku bacaan, biasanya membaca artikel secara daring. Langganan artikel atau tulisan-tulisan selalu di kompasiana, karena waktu itu saya pun masih relatif cukup aktif menulis di kompasiana.
Jika pergi ke kampus untuk konsultasi skripsi, di dalam tas sudah terisi buku bacaan. Jika sambil menunggu dosen atau setelah selesai konsultasi, saya masih duduk-duduk santai di kampus (biasanya di lopo perpustakaan kampus) sambil membaca buku.