Hari Natal telah tiba bagi umat yang merayakannya. Â Seharusnya mereka bergembira ria dan bersuka cita.
Kini begitu terlihat berbeda. Ada sebagian orang yang merasa biasa-biasa saja, ada yang nampak sedih. Suasana natal tidak seperti biasanya.
Perayaan natal tahun ini jelas berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Bukan hanya karena merayakan natal berpisah dari keluarga.
Lalu?
Bagaimana lagi kalau bukan karena pengaruh pandemi covid-19 yang tiada henti.
Walaupun berbeda, setidaknya masih ada terlihat pohon-pohon natal dimana-mana. Keharuman kue natal masih tercium. Lagu-lagu natal masih terdengar. Bunyi riuh petasan pun masih terdengar. Â
Syukurlah masih agak terasa momen-momen natal seperti tahun-tahun sebelum.
Tapi tunggu dulu, Â pertanyaannya apakah makna natal dilihat dari pohon-pohon natal yang terhias indah berdiri kokoh dimana-mana, Â keharuman kue natal yang tercium, Â lagu-lagu natal yang berkumandang dan lain-lain?
Entahlah, Â mungkin masing-masing punya perspektif tersendiri tentang natal.
Semoga saja natal tidak hanya dimaknai sebagai suatu tradisi spiritualitas semata tetapi benar-benar dimaknai sesuai ajaran dan kepercayaan yang dianut.
Mungkin ini sedikit isi hati penulis tentang natal itu: