Sebagai seorang pemuda asli tanah Timor, Nusa Tengga Timur (NTT) yang berdomisili di salah satu desa di Kabupaten Kupang, desa Camplong 2, sudah kurang lebih enam tahun lamanya saya tinggal sementara di kota Kupang demi menuntut ilmu pada salah satu perguruan tinggi di kota tersebut.
Kupang "Kota Kasih" di tanah Timor
Sebagai masyarakat kota Kupang, saya cukup sedih dan prihatin dengan kota ini, dikarenakan belum lama ini kota Kupang merupakan salah satu dari sepuluh kota yang mendapat "gelar" kota terkotor di Indonesia.Â
Walaupun demikian, masyarakat kota Kupang, khususnya saya secara pribadi tidak boleh merasa pesimis akan penilaian dan gelar tersebut, melainkan harus optimis dan berpikir positif. Menjadikan hal itu sebagai sebuah teguran agar tidak membuang sampah sembarangan dan termotivasi untuk mulai menciptakan, membangun upaya dan menjaga kebersihan di mana pun.
Di lain sisi, ada perasaan senang dan bangga dengan kota Kupang, sebab kota ini dikenal dan dijuluki sebagai "kota Kasih". Kota yang memiliki tingkat toleransi yang tinggi di Indonesia.
Keberagaman agama menciptakan kehidupan kekeluargaan yang rukun dan harmonis.
Masyarakat di Kupang pun dikenal sangat ramah, khususnya terhadap para pendatang baru yang berkunjung atau berwisata di beberapa daerah destinasi wisata.
Makanan khas
Selain masyarakat yang ramah, di Pulau Timor secara umum juga terkenal dengan makanan khasnya yang tak kalah unik, yakni jagung bose, daging se'i dan sambal lu'at.
Jagung bose, adalah jagung kering yang ditumbuk terlebih dahulu untuk mengeluarkan kulit pada bijinya.