Mohon tunggu...
Toni Sitania
Toni Sitania Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Menikmati apa saja yang dituliskan penikmat. Saya orangnya ikut-ikutan, apalagi jika itu nikmat.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Paket Wisata Kota Ternate, Maluku Utara (Part 1)

14 Juni 2013   00:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:03 2085
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sejak berpisah dari Maluku dan membentuk propinsi sendiri pada tahun 1999, Maluku Utara menempatkan Ternate sebagai ibukota sementara selama 11 tahun, menunggu kesiapan Sofifi sebagai ibukota tetap pada tahun 2010. Ternate sendiri merupakan salah satu Kesultanan dari 4 wilayah kerajaan besar di Maluku Utara. Tiga lainnya adalah Kesultanan Tidore, Kesultanan Jailolo, dan Kesultanan Bacan. Sultan yang sekarang memimpin Ternate ialah Mudaffar Sjah. Sedangkan secara pemerintahan, kota ini tetap dipimpin oleh seorang walikota.
Dengan luas area wilayah lebih dari lima ribu kilometer persegi, dan sebagian besar adalah lautan, Ternate menyimpan banyak sekali potensi pariwisata yang bisa digali, dan tentu saja sangat layak untuk dikunjungi.
Tertarik berwisata ke Ternate? Baiklah.
Ada beberapa maskapai penerbangan nasional yang setiap harinya melayani rute ke daerah ini. Sehingga tak perlu khawatir, khusunya untuk wisatawan yang gemar berlibur hanya dalam hitungan hari.
Begitu anda tiba, dan menginjakkan kaki di Bandara Sultan Baabulah, satu – satunya bandara yang ada di kota ini, kesan yang terlihat barangkali semrawutnya sistem keamanan, kenyamanan, dan ketertiban untuk kelas penumpang pesawat terbang. Tapi itu akan terobati, jika anda memandang sejenak ke arah gunung Gamalama yang langsung ‘menghajar’ penglihatan kita. Begitu dekat, tapi tak benar – benar dekat. Mengesankan.
Dari bandara menuju tempat penginapan atau hotel terdekat bisa ditempuh dalam waktu 20 menit menggunakan ojek, atau sekitar 40 menit menggunakan mobil sewaan dari bandara. Cobalah untuk menawar harga, baik kepada abang ojek, atau sopir mobil carteran. Tinggi rendah biaya yang dikeluarkan biasanya akan sangat tergantung dari banyaknya benda, jauhnya lokasi tujuan, dan… penampilan anda, hahaha! Mereka tidak segan – segan mematok harga yang tinggi apabila calon penumpangnya adalah bule, menggunakan dialek “Lo Lo Gue Gue”, menenteng gadget dan gear canggih, atau wisatawan tanpa ketrampilan menawar yang baik. Sssst, ini antara kita saja loh, ya?
Memburu Makanan. Mari, torang makang dolo¹.
Ada makanan khas daerah Maluku Utara, yang bisa anda santap di Ternate. Namanya adalah Makanan Kobong, sebuah paket lengkap yang terdiri dari popeda (terbuat dari pati sagu), berbagai sayuran mentah/dimasak, ikan bakar, singkong rebus, dan satu wadah berisi racikan yang terdiri dari cacahan cabe rawit, bawang merah, tomat, jeruk nipis, daun kemangi, dan minyak ikan. Lebih nikmat jika makanan ini dinikmati menggunakan tangan J
Biasanya, makanan ini disuguhkan untuk menjamu tamu – tamu, atau hajatan besar. Tetapi sekarang, cukup dengan mengeluarkan dana yang tidak begitu besar, anda bisa menikmati makanan ini, maksimal dengan 5 orang teman. Buat yang suka makan bareng, ini akan terasa pas sekali.
Oh iya, pada bulan April lalu, Ternate memecahkan rekor Indonesia bahkan dunia, karena menyajikan Nasi Jaha sepanjang 10 kilometer. Nasi Jaha merupakan beras ketan putih dilapis daun pisang kemudian dimasukkan ke dalam bambu dan dimasak dengan cara dibakar. Sering dijumpai jika anda pergi ke pasar tradisional atau menjelang waktu berbuka puasa pada bulan Ramadan.
Memahami Benteng.
Ternate biasa disebut sebagai Kota Benteng, karena ada beberapa benteng yang ada di kota ini. Namun hanya empat diantaranya yang sering dikunjungi oleh wisatawan. Yang pertama adalah Benteng Oranje, terletak di kawasan Pasar Gamalama. Benteng yang dibangun pada awal tahun 1600 dan pernah dijadikan sebagai markas besar VOC di Hindia Belanda, sebelum Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen memindahkan markas besarnya ke Batavia pada tahun 1619.
Kedua adalah benteng Santa Lucia, terletak di tepi pantai di desa Kayu Merah, yang menyerupai senjata trisula melalui pencitraan gambar satelit, dan keadaannya pun paling baik diantara benteng yang lain. Dibangun oleh bangsa Portugis, dipugar oleh bangsa Belanda, dan pernah diduduki bangsa Spanyol. Tiga negara pernah di benteng ini, pasti cerita yang menarik bukan?
Ketiga, ada Benteng Tolluco, dengan denah bangunan persis dengan maaf, bentuk kemaluan pria. Uniknya, di dinding sebelah kiri pintu masuk benteng ini, ada sebuah pahatan lambang, dan belum ada seorang pun yang mengetahui artinya hingga sekarang. Benteng ini terletak di desa Toloko. Di tengah benteng ini, terdapat sebuah lubang yang telah tertutup semen. Menurut penjaga benteng ini, dulunya lubang itu adalah sebuah jalur yang menghubungkan benteng dengan laut.
Terakhir, di desa Kastela, berdiri benteng Gam Lamo atau Nostra Senora Del Rosario. Di benteng inilah terjadi pembunuhan licik terhadap Sultan Khairun, ketika menghadiri jamuan makan siang tanpa pengawalan, oleh Antonio Pimental atas perintah Gubernur Portugis Lopez de Mosquita. Atas peristiwa itu, Sultan Baabulah, anak dari Sultan Sultan Khairun bangkit dan melawan bangsa Portugis hingga akhirnya Portugis berhasil diusir keluar dari Ternate.
Menikmati Pantai, Laut, dan Danau.
Tak perlu hitungan jam, jika anda ingin menikmati pemandangan pantai. Tapi apabila anda memutuskan hendak melihat pantai wisata yang dikelola oleh pemerintah kota, pastikan anda memilih Pantai Sulamadaha sebagai nama pertama. Pantai unik berpasir hitam ini, sangat ramai bila hari libur tiba. Tidak jauh dari pantai itu, terdapat ‘Hole’ atau ‘Hall’ yang agak sepi, yakni sebuah teluk kecil dengan air laut berwarna hijau terang, penuh dengan karang indah, ikan berwana – warni, dan dikelilingi sebagian oleh hutan. Area itu sering digunakan para pengunjung untuk berenang bebas, mendayung perahu, snorkeling, bahkan diving.
Tetapi jika anda bukan penyuka keramaian, atau kurang menyukai aktifitas berenang di air laut, dan memilih mengabadikan pantai melalui kamera, saya akan membantu memilihkan nama Pantai Bobane Ici, Pantai Dorpedo, Pantai Tobololo, atau Pantai Kastela. Keempat pantai tersebut memiliki pesona cakrawala tersendiri, baik saat matahari terbit, ataupun pada saat matahari tenggelam.
Laut Ternate memiliki banyak spot diving yang juga digemari oleh para diver. Biasanya para diver yang berulangkali menyelam di perairan Ternate, sudah mempunyai spot favorit masing – masing, beserta tingkat kesulitan yang berbeda tentunya. Nama yang muncul adalah area Ngade, Swering, Talaga Nita, atau Sulamadaha.
Ternate juga mempunyai danau. Yaitu Danau Tolire Besar, dan Tolire Kecil. Danau yang kedua, berada di dekat pantai, sementara danau yang pertama, berada tepat di bawah kaki gunung Gamalama, dan dijadikan tempat wisata. Cobalah menikmati kesenangan dengan melempar batu ke arah permukan danau Tolire Besar. Karena sekuat apapun anda melempar batu ke arah danau  yang berada puluhan kaki di bawah anda berdiri, tak ada satupun yang menyentuh permukaannya. Batu di sekitar danau hampir tidak ada, karena semuanya sudah diambil oleh anak – anak yang bermukim di dekat danau, agar bisa dijual kepada wisatawan. Tak ada juga yang berani mengambil air atau ikan untuk dikonsumsi dari danau tersebut. Karena menurut masyarakat, ada buaya siluman yang menjadi penunggu danau itu. Saya pernah sekali, dan betapa beruntung, pernah melihat kemunculan seekor buaya selama beberapa detik, dan tak sempat saya abadikan karena momennya berlangsung sangat cepat. Siluman atau bukan, entah.
Melintasi Kota
Tempat hiburan di Ternate, tidaklah terlalu banyak. Pusat perbelanjaan kelas mid – end pun hanya satu, terletak di jalan Boulevar, kawasan Jatiland. Berdekatan dengan Mal tersebut, berdiri sebuah masjid megah dengan empat menara, bernama Al Munawar, diresmikan pada tahun 2010 lalu,  dan menjadi landmark kota Ternate. Istimewanya, sebagian bangunan mesjid berada di atas laut.
Satu lagi yang sayang kalau dilupakan ialah, Kedaton Sultan Ternate. Yaitu tempat tinggal Sultan, Permaisuri beserta keluarganya, yang dibuka lebar – lebar untuk para wisatawan. Kedaton ini dibangun pada tahun 1813 oleh Sultan Muhammad Ali diatas bukit Limau Santosa dengan luas area kurang lebih 4 hektar. Di dalam kedaton tersimpan benda - benda peninggalan milik kesultanan yang khas serta bernilai sejarah, antara lain mahkota yang terus menumbuhkan rambut, sehingga ada ritual tertentu setiap tahun, khusus ntuk menggunting rambut yang terus menumbuh di mahkota tersebut.  Selain itu, ada Al - Qur’an tertua di Indonesia yang ditulis dengan tangan, selain berbagai peralatan perang. Di depan kedaton ada lapangan Sunyie Ici dan Sunyie Lamo yang biasanya dipergunakan untuk prosesi upacara adat.

Bersambung...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun