Akhir pekan itu aku memenuhi permintaannya sebagai penebus rasa bersalahku dan sekaligus membalas budi. Dia meminta aku menemuinya di mall daerah selatan kota, yang terkenal dengan perumahan elit penduduk kota ini. Janji bertemu disuatu tempat tidaklah merepotkan karena kita bisa saling komunikasi lewat smartphone, tapi tahukah kau? Ternyata dia tidak punya Smartphone! Dia adalah satu-satunya makhluk remaja di dunia ini yang tidak punya smartphone! Aku tidakmengerti bagaimana dia bisa hidup selama ini tanpa telpon pintar.
Alhasil,aku menunggu dengan perasaan tidak menentu, di tempat di mana dia memintaku untuk menunggu. Seperti inikah janjian di zaman ketika smartphone belum ditemukan? Sungguh ada perasaan tidak nyaman, ketika aku tidak tahu, apakah dias udah berangkat atau belum, bagaimana jika terjadi sesuatu dan dia tidak jadi datang? Bagaimana dia akan memberitahuku? Artinya aku harus menunggu lama untuk yakin bahwa dia tidak akan datang? Untung dia segera muncul tak lama setelah aku sampai.
Dia ingin makan sushi katanya. Aku tahu di mall ini ada satu gerai sushi yang cukup terkenal, dan enak. Aku, Zahra dan Rani pun pernah beberapa kali makan di tempat itu. Tapi ternyata, bukan menu dan rasanya yang dia sukai dari tempat itu, tapi suasana. Yah, harus kuakui, desain cahaya di tempat itu mampu membuat orang duduk berjam-jam sambil mengobrol, sungguh nyaman dan romantis.
"aku sekali lagi minta maaf... karena kebodohanku kau jadi harus membersihkan WC selama seminggu."
"kenapa kau membahas itu lagi?"
"ya...aku hanya merasa bersalah padamu."
"lain kali ketika kau merasa stress, sebaiknya kau lakukan hal lain selain merokok."
"kau tahu aku sedang stress saat itu?"
"ya...seakan tertulis di wajahmu. Kau ini cukup ekspresif."Â
"lalu apa yang harus aku lakukan menurutmu?"
"hm... kau tahu, aku bersyukur menghampirimu kemarin. Aku tidak menyesal menutupi kesalahanmu."