Mohon tunggu...
toni nur ardiansyah
toni nur ardiansyah Mohon Tunggu... wiraswasta -

pelajar yang ingin terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Layla: Prolog

20 Februari 2019   09:33 Diperbarui: 20 Februari 2019   09:42 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap hal di dunia ini diciptakan berpasangan, jika ada siang, maka malam ada untuk menyempurnakannya. Ada kanan ada kiri, ada hitam ada pula putih. Betina tidak dapat meneruskan keturunan tanpa jantan. Semua hal di alam ini akan sempurna jika berpasangan. Dan dia akan merasa sempurna hidupnya dengan adanya diriku, begitulah yang dia katakan. 

Dia adalah manusia yang paling penuh omong kosong yang kukenal. Dia pernah bilang dunia tempat kita tinggal ini adalah dunia inderawi, kita mempersepsi realita di sekeliling kita dengan dengan panca indera kita. Lalu, di atas dunia inderawi ini adalah dunia ruh, tempat hal-hal yang kita sebut gaib berada. Terdengar seperti omong kosong? Ya begitulah dia. Tapi, jika kau tidak mengenalnya, janganlah berprasangka padanya.

Ini adalah cerita tentangnya, tunggu... bukan benar-benar tentang dirinya, tapi persepsiku tentang dirinya, dirinya yang sejati mungkin tidak bisa kuketahui dengan pasti, ini hanya penafsiranku tentangnya. Sungguh aku telah terpengaruh omong kosong nya, aku mulai berbicara seperti dia.

Sebaiknya kumulai dengan memperkenalkan diriku, sebagai orang yang akan menjadi sumber informasi tentang dirinya, kau tentu harus mengenalku, dengan begitu kau bisa menilai faktor-faktor yang mempengaruhi persepsiku tentang dirinya, dan kau bisa menyimpulkan sendiri di akhir apakah setuju atau tidak dengan ceritaku. 

Namaku adalah Hana Layla, kini aku duduk di kelas 12. Dari situ kau bisa menebak umurku kan? Oh... dan aku tidak pernah tinggal kelas, lompat kelas pun tidak pernah. Walau sebenarnya aku mampu, tapi aku memilih untuk tidak melakukannya. Aku ini orang yang pintar, dari sejak SD, aku selalu dapat ranking pertama, nilai-nilaiku selalu diatas 80. Janganlah berprasangka buruk, aku tidak pernah mencontek, itu adalah budaya kaum munafik, mereka bangga dengan hasil yang bukan hasil kerja keras sendiri, aku tidak seperti itu.

Sejak kecil aku adalah anak yang sibuk, mungkin kesibukanku bisa disandingkan dengan para eksekutif di negeri paman sam sana yang bangga men-tweet I have no life.... Dari pagi sampai siang aku sekolah, kemudian dilanjut dengan les piano, berenang, bimbel dan hal-hal lainnya sampai malam, dan itu hampir setiap hari kecuali sabtu dan minggu tentunya, lalu setelah itu aku harus mengerjakan tugas sekolah yang tidak sedikit, maklum.... Ada predikat siswa teladan yang harus aku pertahankan. 

Sebenarnya aku tidak terlalu suka dengan mayoritas kegiatan tambahan itu, tapi berhubung hak-hak pribadiku akan dicabut jika tak mengikuti semuanya, aku ikut saja. Ibuku memang seorang visioner, beliau bahkan mampu memprediksi masa depanku akan seperti apa sehingga dia melakukan itu semua. Ah.... Kurasa itu bukan memprediksi, dia bilang ibuku hanya ketakutan dengan apa yang akan terjadi padaku di masa depan, karena masa depan adalah misteri dan manusia takut dengan hal yang tidak dimengertinya. Itu adalah tanda cinta ibu kepadaku katanya.

Kata teman-temanku, aku ini cantik. Berkulit putih, rambut hitam panjang sebahu, hidung tidak pesek, bibir merah merekah, kulit halus seperti sutra, tinggi proporsional, tidak gemuk ataupun kurus. Bahkan seorang temanku yang ternyata naksir denganku bilang, bahwa aku ini mirip aktris luar negeri Alexandra Daddario, hanya minus mata birunya saja. 

Dan katanya, jika aku ikut kontes kecantikan seperti miss Indonesia, aku pasti menang. Kalau menurutku sendiri, aku memang cantik sih... hahaha... ada yang bilang bahwa cantik itu relatif dan jelek itu mutlak, artinya standar kecantikan seseorang pasti berbeda dengan yang lainnya, tapi ada yang disebut kecantikan yang umum. 

Yakni ketika semua orang yang memiliki standar berbeda itu, sepakat dengan kecantikan itu. Dan aku rasa, aku berada di tingkat itu. Cantik yang umum, hampir tak ada yang menyangkal bahwa aku cantik. Aku sampai bosan dengan pujian orang tentang keindahan fisikku ini, tapi dia memiliki caranya sendiri untuk memuji kecantikanku.

"kamu harus berterima kasih sama si wati" katanya suatu hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun