Jember, 26 November 2023, dalam rangka Prevalensi stuntung yang ditargetkan oleh Bupati Jember Hendy Siswanto pada akhir tahun 2023, angka stunting di Kabupaten Jember harus di bawah 10 persen. Mahasiswa Kampus Mengajar angkatan 6 SMPN 2 Umbulsari diketahui melakukan sosialisasi stanting di dusun krajan Pondokdalem, Semboro, Jember.Â
Dalam kegiatan ini Dina septiyana (sastra Indonesia, Univeritas Jember) diketahui terjun langsung untuk memberikan sosialisasi terkait stanting dan baby blues, hal ini dilakukannya mengingat maraknya kasus stanting dan baby blues yang tersebuar luas di media sosial.
"Saat saya sedang melihat-lihat aplikasi X dan Intagram banyak sekali cerita tentang baby blues dan stunting yang saya baca, karena itu saya harap dengan melakukan sosialisasi pada masyarakat, mereka dapat lebih peduli dan awas terhadap bahaya stunting dan baby blues ini" ucapnya.
Aksi kepedulian masyarakat tersebut direncanakan akan terus dilakukan di beberapa daerah sekitar untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap pola hidup sehat tersebut. Â Aksi ini ternyata bukan yang pertama dilakukan oleh mahasiswa kampus mengajar 6 SMPN 2 Umbulsari, beberapa kali mereka terlibat kolaborasi dengan masyarakat sekitar dalam rangka memperkenalkan kebudayaan Indonesia
Dalam rangka memperkenalkan budaya nusantara, Ahmad Nur Hariono (Pendidikan Seni Tari dan Musik, Universitas Malang) memperkenalkan tari Sorote lintang asal Jawa Timur kepada para siswa dan anak-anak sekitar sekolah penempatan. Kegiatan tersebut rencananya akan dilakukan rutin setiap hari Rabu dengan topik berbeda setiap minggunya.
"Aksi kolaborasi tari ini awalnya atas permintaan kepala sekolah penempatan kami dalam rangka latihan ekskul tari, namun ternyata banyak dari anak-anak masyarakat sekitar yang tertarik dan ikut berpartisipasi dalam latihan tersebut" Dina Sepiyana menjelaskan.
Selain latihan tari rutin tersebut rupanya kelompok mahasiswa tersebut juga membentuk tim Punakawan dalam acara karnaval HUT RI 78 kemarin, Punakawan sendiri merupakan tokoh pewayangan Jawa. Dina menjelaskan bahwa hal ini bentuk kepedulian terhadap budaya yang mulai luntur dan hilang dalam masyarakat.
"Kami membentuk dan melatih mereka untuk bersikap seperti karakter wayang Punakawan yaitu, Petrok, Bagong, Semar, serta Gareng. Selain itu kami sendiri juga yang mengatur barisan, make up, sampai dengan kupluk yang mereka kenakan. Hal ini bertujuan untuk memperkenalkan kembali pada masyarakat terkait tokoh wayang jawa yang mulai dilupakan. " imbunya.
Semua aksi kolaborasi tersebut diharapkan dapat menyadarkan dan membuat masyarakat lebih peduli baik itu pada kesehatan maupun budaya Indonesia sendiri.