Mohon tunggu...
Toni Ardiansyah
Toni Ardiansyah Mohon Tunggu... Guru - Guru

saya sangat tertarik pada dunia pendidikan dan lingkungan hidup

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

5 Cara Pengelolaan Limbah Praktikum

30 Oktober 2024   09:00 Diperbarui: 30 Oktober 2024   09:19 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.rcchem.co.id

Laboratorium merupakan tempat untuk melakukan eksperimen dan penelitian. Pada umumnya laboratorium adalah sebuah ruangan atau bangunan yang dilengkapi dengan berbagai alat-alat penunjang penelitian serta bahan-bahan organik maupun anorganik untuk melakukan percobaan.

 Laboratorium memiliki fungsi yaitu sebagai penunjang proses pembelajaran serta pusat kegiatan riset dan penelitian dari berbagai disiplin ilmu antara lain biologi, fisika, kimia. 

Kegiatan praktikum atau eksperimen yang dilakukan di laboratorium tentunya akan menghasilkan limbah yang apabila terakumulasi dapat berbahaya bagi kesehatan serta dapat mencemari lingkungan. Berikut hal yang perlu dilakukan untuk menangani limbah hasil praktikum :

  • Dinetralkan

Limbah yang dihasilkan dari kegiatan praktikum terutama limbah cair dapat dinetralkan agar tidak mencemari lingkungan. Limbah cair seperti H2O2, HCL, Benedict dengan kadar cukup tinggi dapat dilakukan penetralan dengan cara mencampurkan bahan tersebut dengan aquades sehingga kepekatannya dapat berkurang (Ramadhani, 2020).

  • Menyediakan ember berisi pasir

Bagi limbah cair yang mengandung logam dapat dibuang di dalam ember yang telah di isi oleh pasir. Berdasarkan penelitian Nuradji dan Hamsiah pada tahun 2022, pasir merupakan media dalam akumulator pencemaran limbah cair serta membantu menghilangkan pathogen karena meminimalisirkan penyebaran polutan.

  • Penguburan

Bagi limbah padat yang sering dihasilkan dalam kegiatan praktikum terutama limbah hasil pembedahan hewan, dapat dilakukan penguburan agar limbah tersebut segera terurai dan tidak menimbulkan aroma yang kurang sedap.

  • Diolah/ Di daur ulang

Limbah padat organik dan anorganik diperlukan penanganan yang berbeda. Untuk limbah organik dapat dilakukan pengolahan menjadi pupuk yang dapat digunakan untuk tanaman. Sedangkan untuk limbah anorganik dapat dilakukan daur ulang. Untuk sampah Mikroorganisme harus di autoclave terlebih dahulu sebelum dibuang ke drainase (Kasiyati dan Tana, 2020).

  • Kerjasama dengan instansi tertentu

Bagi limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) yang dihasilkan di dalam laboratorium dapat bekerjasama dengan suatu instansi. Contoh limbah B3 adalah baterai. Limbah baterai yang telah digunakan haruslah dikumpulkan kemudian diberi label dan disimpan ditempat yang tidak terpapar cahaya matahari secara langsung.

 Setelah terkumpul banyak dapat diserahkan ke instansi tertentu agar di proses. Untuk menyerap limbah B3 dapat menggunakan eceng gondok. Hal tersebut telah dilakukan dalam penelitian Rukmini pada tahun 2013.

Upaya tersebut dapat dilakukan tentunya dengan kerjasama antara guru/dosen, peserta didik, dan laboran. Pengelolaan limbah hasil praktikum diharapkan dapat mencegah dan mengurangi pencemaran pada lingkungan. 

Seperti yang kita ketahui, saat ini (secara global) lingkungan pada bumi sedang tidak baik-baik saja akibat pencemaran lingkungan. Banyak negara berlomba-lomba menciptakan teknologi dengan prinsip zero waste management guna memulihkan kembali lingkungan yang telah tercemar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun