Mohon tunggu...
Agustian toni
Agustian toni Mohon Tunggu... -

Seorang pekerja kantoran yang jadi peternak

Selanjutnya

Tutup

Politik

Prabowo Korban Info Sesat

23 Juli 2014   23:16 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:25 1035
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah perjalanan panjang kompetisi Pippres 2014 yang berakhir anti klimak, dimana Prabowo menyatakan mundur di menit2 terakhir menjelang penetapan pemenang..ini cukup mengejutkan karena pertama kalinya sejak Pemilihan langsung presiden capres mengundurkan diri dari kompetisi pilpres yg sedang berjalan..

Kekecewaan prabowo atas hasil yg diluar harapan ditimpakan kepada KPU yg dianggap tidak netral dan tidak jujur. Bisa dimengerti kenapa prabowo begitu kecewa dengan hasil yg diluar harapan dia, dikarenakan dari awal prabowo sudah sangat yakin akan memenangkan plipres ini berdasarkan informasi2 yg diterima dari timses yg disayangkan kebanyakan adalah informasi ABS. Sejak terbentuknya koalisi yg diteruskan dengan terbentuknya timses gabungan partai koalisi, gebrakan pertama adalah penguasaan media, ini mengingatkan saya akan strategi Pak harto di jaman orba dimana media berada dalam kontrol pemerintah yg berkuasa...dan ini diterapkan oleh timses prabowo dengan mengontrol pemberiataan TV2 yg berafiliasi ke kubu prabowo yaitu TV one dan TV MNC group.Pemberiataan di setting sedemikian rupa sampai2 pengamat politik dan lembaga survey pun  di setting sedemikian rupa untuk menggiring opini masyarakat bahwa prabowo mendapat dukungan paling besar dibanding dengan jokowi,...TV one dan MNC group berkali2  menyiarkan bahwa hampir semua lembaga survey memberikan suara 57% Prabowo dan Jokowi 43%....pada saat Quick Count dimana hampir sebagian besar Lembaga Quick Count memenangkan Jokowi-jk dengan 52.5% Jokowi-JK & 47.5% Prabowo-hata, tetapi ada 4 Lembaga Quick count yg memenangkan Prabowo dengan 52% : 48% untuk prabowo dimana itu dijadikan sebagai pegangan kubu prabowo sebagai klaim kemenangan kubu prabowo. pada perjalanan selanjutnya 4 lembaga tersebut mengundurkan diri dari asosiasi lembaga survey karena tidak mau diaudit.!!,

Pada saat perhitungan suara real count sedang berjalanpun pihak2 timsesnyapun sempat mengklaim kemenangan kubu prabowo padahal baru 15 provinsi yg masuk, informasi2 inilah yg membuat keyakinan prabowo masih tinggi ditambah suara2 internal yg masih memebrikan input2 yg tidak didasari data2 dari pihak yg netral.

Klimaknya adalah pada saat suara sudah masuk sekitar 30 provinsi dimana kubu jokowi sudah unggul dengan selisih 5 juta suara ditambah sisa 3 provinsi yg notabene dimenangkan oleh jokowi dan perdebatan saksi2 prabowo di ruangan rekapitulasi, membuat prabowo mengambil tindakan untuk mengumumkan pengunduran dirinya dengan alasan KPU tidak netral dan tidak jujur serta banyak kecurangan2 yg terjadi pada saat pemilihan.

Jika alasan prabowo KPU tidak netral dan tidak jujur, maka ini cukup membingungkan...secara logika, penyelenggara pemilu 2014 adalah pemerintah yg berkuasa pada saat ini melalui lemabaga KPU, partai yg berkuasa pada saat ini adalah partai demokrat yg bergabung dengan koalisi merah putih, Presidennya adalah ketum Partai Demokrta yg sekaligus juga besan dari Hata rajasa wapres dari pasangan Prabowo, secara nalar sehat jika KPU tidak netral seharusnya KPU akan memihak Prabowo....

Kemudian kepala daerah hampir 70% dikuasai dari partai2 koalisi merah putih, akan sangat mudah untuk mendokrin aparatnya untuk melakukan kecurangan, jika hitung2an seandainya dua2nya curang maka kubu prabowolah yg seharusnya banyak mendapatkan keuntungan dari kecurangan tersebut...

Sekarang Pilpres sudah diumumkan dan ditetapkan hasilnya, jika memang kubu prabowo merasa tercurangi berdasarkan info2 yg masuk ke prabowo, masih ada proses di MK yg akan membuktikan benar atau tidaknya tuduhan2 itu ada....alangkah eloknya jika timses memebrikan masukan2 yg positif, jangan memebrikan masukan2 yg ABS yg nantinya akan mengecewakan Bosnya, sekali lagi mengajukan gugatan ke MK adalah cara yg terbaik dan elegan ...

Mudah2an semua pihak bisa mengambil hikmah dari kejadian ini baik peserta maupun penyelenggara dan tentunya persatuan bangsa jauh lebih penting dibanding berdebat yg tidak ujungnya...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun