Mohon tunggu...
Tonggo Andrean
Tonggo Andrean Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membuat konten

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Analisis Permasalahan Belajar Siswa Pada Era Pandemi di Sekolah

29 Mei 2022   17:09 Diperbarui: 29 Mei 2022   17:18 1182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ini dunia sedang diresahkan dengan penyebaran wabah Corona Virus Disease (COVID-19). Seluruh dunia sedang disibukkan dengan berbagai upaya untuk pencegahan COVID-19. Kehidupan manusia di semua bidang kehidupan terganggu, begitupun bidang pendidikan. Sekolah diberbagai negara yang awalnya dilakukan secara tatap muka sekarang berubah dilakukan menjadi secara online, baik sekolah dasar, sekolah menengah maupun perguruan tinggi. Seluruh negara yang yang ada di bumi termasuk Indonesia harus mengambil keputusan untuk menutup sekolah untuk mengurangi persebaran virus COVID-19 ini. Pemerintah saat ini menggerakkan untuk mengubah sistem pembelajaran secara daring yang dapat dilakukan dirumah masing-masing peserta didik. Situasi ini tentunya akan berdampak pada kondisi fisik maupun mental dari peserta didik. Hal ini dapat menyebabkan siswa merasa tugas yang diberikan oleh guru sangat banyak padahal pemberian tugas sama saja dengan pemberian tugas ketika pembelajaran tatap muka.

Keadaan yang seperti ini menuntut guru dan peserta didik menggunakan platform yang ada untuk menunjang kegiatan pembelajaran secara daring. Perbedaan kemampuan diantara masing-masing peserta didik tentunya menimbulkan perbedaan keadaan peserta didik dalam melakukan pembelajaran secara daring ini. Keadaan yang berubah secara tiba-tiba, gurupun tidak semuanya paham dalam menggunkan platform-platform online yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran secara daring. Sehingga guru hanya menggunakan metode konvensional yaitu dengan memberikan tugas-tugas kepada peserta didik. Hasilnya peserta didik lama kelamaan merasa bosan dan tertekan dengan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.

Kegiatan yang seharusnya dilakukan di sekolah oleh peserta didik seperti berinteraksi dengan teman sebayanya dan juga berinteraksi dengan guru menjadi terhambat karena adanya penutupan sekolah dan digantikan dengan pembelajaran secara daring. Interaksi yang dilakukan hanya bisa melalui perantara platform-platform online. Selain di sekolah, kemampuan sosial peserta didik dapat dibangun dan dilakukan di rumah bersama dengan orang tua mereka masing-masing melalui interaksi saat orang tua dan peserta didik saling bekerja sama menyelesaikan tugas sekolah yang diberikan oleh guru. Akan tetapi interaksi ini tidak akan bisa terjadi jika orang tua peserta didik terlalu sibuk dengan pekerjaan. Selain itu orang tua peserta didik yang tidak paham dengan materi belajar peserta didik serta kemampuan penguasaan teknologi sebagai sarana pembelajaran yang kurang menjadikan peserta didik ragu untuk meminta bantuan kepada orang tuanya sehingga peserta didik akan malas untuk belajar secara daring karena kurangnya motivasi dari orang tua.

4-629347b5bb44866df4014d92.jpg
4-629347b5bb44866df4014d92.jpg
                Kami telah melakukan beberapa wawancara dengan murid SMA Wiyata Dharma, guru Wiyata Dharma, dan orang tua murid. Dalam wawancara kepada murid, kami bertanya Apakah adik-adik bisa mengakses internet di rumah dengan lancar? Dan rata-rata mereka menjawab bahwa koneksi internet yang diakses di rumahnya sangat lancar, dikarenakan mereka rata-rata memasang wifi di rumahnya. Lalu kami bertanya kepada mereka, Bagaimana pendapat adik-adik ketika mengikuti sebuah diskusi online pada setiap mata pelajaran? Apakah lebih sulit untuk memahami materi pelajaran tersebut? Lalu mereka ada yang menjawab kurang paham pada materi yang disampaikan dikarenakan ada suasana rumahnya tidak nyaman, suara berisik dari luar rumah, ada yang malu bertanya kepada gurunya, ada yang cepat merasa bosan, dan ada juga yang memahami materi pembelajaran nya.

Lalu kami melakukan wawancara kepada guru. Dalam wawancara kepada guru, kami bertanya Bagaimana dengan pengajaran yang akan bapak/ibu lakukan jika kondisi internet tidak lancar? Lalu guru menjawab bahwa ketika sedang mengajar dan tiba-tiba Wifi mati maka kami sebagai guru harus menyediakan paket internet atau internet cadangan agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Lalu kami bertanya, Menurut bapak/ibu apakah siswa mampu mengikuti pembelajaran secara online dengan baik? Lalu guru menjawab tidak, karena dalam pembelajaran secara online mungkin mereka dibantu atau bahkan mungkin guru les yang mengerjakan. Sehingga dengan keterbatasan online kami sebagai guru hanya bisa menerima hasil, ketika jawabannya benar semua maka mau tak mau itulah nilainya dan kami juga tidak tahu bagaimana kondisi anak tersebut.

Lalu kami melakukan wawancara kepada orang tua. Dalam wawancara kepada orang tua, kami bertanya, Menurut bapak/ibu sebagai orang tua siswa, apa tantangan/kesulitan terbesar yang bapak/ibu dapatkan dalam menghadapi kegiatan pembelajaran anak secara daring? Lalu mereka menjawab bahwa yang paling berat dirasakan orang tua selama daring yaitu pemakaian kuota internet. Terus terang kita sebagai orang tua harus rutin mempersiapkan kuota internet anak. Lalu kami bertanya, Apa perbedaan paling signifikan yang dirasakan bapak/ibu ketika anak belajar secara online (daring) dibandingkan dengan belajar secara tatap muka di kelas? Lalu mereka menjawab bahwasan nya pembelajaran nya lebih bagus dilakukan tatap muka, karena jika sewaktu daring komunikasi antar guru dan siswa itu kurang dan kurang memahami materi pembelajaran.

Untuk memutus rantai penularan pandemik COVID-19, SMA Wiyata Dharma melakukan pembelajaran yang biasanya dilakukan di sekolah sekarang menjadi belajar di rumah. Namun pembelajaran daring di sekolah dasar mengalami banyak permasalahan. Permasalahan ini dialami oleh siswa, orang tua siswa, dan juga guru. Permasalah tersebut diantaranya kurangnya pengetahuan tentang teknologi informasi oleh siswa maupun orang tua siswa, pembelajaran menjadi membosankan dan penilaian pembelajaran yang seharusnya bisa dilakukan secara langsung jadi tidak bisa dilakukan. Pembelajaran jadi kurang efektif karena adanya hambatan-hambatan tersebut.

Pembelajaran e-learning akan terus harus dilakukan mengingat belum tuntas nya wabah Covid-19 di Indonesia dan membantu pencegahan penyebaran Covid-19 sehingga sampai saat ini masih belum ditentukan kapan akan masuk sekolah kembali untuk pembelajaran tatap muka. Kurang nya sarana dan prasarana yang dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan ketidaksiapan teknologi juga menjadi suatu hambatan dalam berlangsungnya kegiatan belajar online. Sehingga hasil belajar yang diberikan oleh pemelajar tidak 100% lancar atau efektif.

Berikut cara-cara efektif dan tidak membosankan selama belajar di rumah :

  1. Manajemen waktu

Kita harus pandai mengatur manajemen waktu dengan baik: membuat jadwal dengan menuliskan apa saja yang harus dikerjakan dalam satu hari. Mempunyai target yang harus dicapai. 

  1. Suasana ruang belajar

Hal kedua yang perlu kita perhatikan untuk belajar dimasa pandemi yaitu ruang belajar, pilih ruang belajar yang nyaman, jangan pilih ruang belajar yang tidak ada menjadi satu dengan kamar tidur. Hal ini untuk mengurangi rasa malas karena keinginan untuk rebahan di tempat tidur. Siapkan tempat yang nyaman dan tidak berisik sehingga belajar dapat lebih efektif karena minim gangguan

  1. Tidak menunda-nunda

kita mesti punya jadwal yang konsisten,  Jadwal dan target yang telah kita susun berguna agar kita tidak menunda-nunda mengerjakan sesuatu. Jadi, penting agar kita tetap dan terus mengerjakan apa-apa yang harus dituntaskan.

  1. Menjaga kesehatan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun