Mohon tunggu...
Tongato
Tongato Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Pendidik dan peneliti

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membersihkan Kelas

8 Agustus 2014   03:26 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:07 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

“Kebersihan sebagian dari iman”

Piket kelas menjadi hal penting dalam proses pembelajaran. Kebersihan harus menjadi kebiasaan dan menjadi nafas peserta didik.Sebab, sebagaimana ajaran agama, “kebersihan sebagian dari iman.”

Kadang sebagai guru, kita merasa kesal dengan perilaku peserta didik yang tidak mematuhi jadwal piket yang ada.Jadwal piket yang ada sering hanya sekedar pajangan. Dan dalam momen peringatan tujuh belas agustusan sebagai salah satu komponen penilaian dalam lomba kebersihan antarkelas. Setelah lomba lewat, jadwal yang ada, tak sedikit yang raib.

Adanya jadwal piket merupakan upaya pembelajaran tanggungjawab terhadap kebersihan lingkungan kelas. Sebagai pendidik, unsur proses pembelajaran ini sangat penting.Disamping mengajarkan kebersihan, juga mengajarkan tanggung jawab. Ada unsur kepemimpinan juga disana ketika bidang kebersihan ataupun ketua kelas dalam kepengurusan kelas terlibat dan mampu menunaikan tanggungjawab kebersihan.

Tak sedikit pihak orang tua, bahkan guru tidak setuju adanya piket kebersihan ini. Mereka beralasan, masalah kebersihan adalah pekerjaan petugas kebersihan. Cara berpikir mereka amat pragamatis. Mereka kurang menyadari bahwa kebersihan dan juga tanggung jawab perlu diajarkan dan dibiasakan dalam kehidupan peserta didik.

Bila menjaga kebersihan telah tertanam dalam diri peserta didik, maka kebiasaan hidup bersih akan menjadi bagian dari diri mereka. Kebiasaan bersih ini diharapkan akan menjadi kepribadian sehingga dimanapun dan kapanpun, menjaga kebersihan akan menjadi tanggungjawabnya. Akan merasa risih bila lingkungan sekitarnya tidak bersih. Ada kenyamanan yang terganggu dalam dirinya.

Untuk membiasakan kebersihan, guru sebelum memulai proses pembelajaran pertama-tama harus memperhatikan kebersihan kelas. Bila kelas belum bersih, guru jangan langsung memulai pelajaran. Bersihkan dulu bagian-bagian yang tidak bersih. Mintalah kepada ketua kelas agar petugas piket membersihakan kelas terlebih dahulu. Setelah semuanya bersih dan kondusif barulah pembelajaran dimulai.

Hal ini tak jarang dianggap masalah sepele, kecil sehingga sering diabaikan. Bahkan ada guru yang dengan tenang mengajar tanpa merasa risih terhadap lingkungan kelas yang kotor. Dalam anggapannya, yang penting peserta didik pintar, memahami apa yang diajarkan. Tugas guru mengajar, bukan mengurusi masalah kebersihan. Terhadap sikap guru yang demikian, perlu diberikan pemahaman bahwa tugas utama guru bukan hanya mengajar, tapi juga mendidik. Menanamkan perilaku bersih dalam diri peserta didik. Inilah salah satu hal yang esensial dalam proses pendidikan.

Bila guru abai terhadap kebersihan kelas, bagaimana dengan peserta didiknya? Tentu ini menjadi renungan para guru yang tak mengindahkan kebersihan kelas khususnya dan kebersihan lingkungan pada umumnya. Upaya saling mengingatkan merupakan hal yang patutselalu dibiasakan diantara para guru, dalam hal kebersihan, dan juga hal-hal lainnya dalam proses pendidikan.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun