Jakarta - Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar seminar nasional bertema "Mutu Kreativitas Gen Z dalam Peningkatan Inovasi Melalui Media Unggul di Era Digital" pada Rabu (5/6) di Teater 2 Prof. Dr. Aqib Suminto FDIKOM UIN Jakarta. Seminar yang dimulai pukul 08.00 WIB ini menghadirkan tiga narasumber utama, yakni Pung Purwanto selaku Kepala Direktur Sindonews, Novi Eastiyanto selaku Wakil Direktur KOMPAS, dan Young Lex selaku Influencer. Acara ini juga dihadiri oleh Dr. Yopi Kusmiati, M.Si. Selaku Kepala Program Studi KPI dan jajarannya, serta mahasiswa KPI dan HMPS KPI.
Pung Purwanto, seorang pengamat sosial, menyoroti tantangan utama yang dihadapi generasi ini: membedakan antara berita yang benar dan yang keliru di tengah maraknya hoax. "Kembali lagi kepada akal sehat kita. Sebagai mahasiswa, kita harus bisa mengkritisi hal tersebut," ujar Purwanto. Ia menyarankan untuk selalu memeriksa informasi melalui media massa yang terverifikasi.
Sementara itu, Novi Eastiyanto, analis media, menggarisbawahi pergeseran tren media konvensional. "Majalah, radio, dan televisi mengalami tekanan yang berbeda-beda. Jika tidak bisa beradaptasi, mereka akan tersingkir," jelasnya.
Namun, di balik peluang inovasi tersebut, terdapat sisi gelap dari media digital yang perlu diwaspadai. Young Lex, seorang influencer, menyoroti dampak psikologis dari eksposur berlebihan terhadap media sosial. "Manusia tidak didesain untuk menerima pujian dan cacian dalam dosis yang banyak," tegasnya.
Young Lex juga menambahkan bahwa saat ini, setiap individu berpotensi menjadi "jurnalis" di media sosial. "Berapa banyak berita yang kita tahu melalui video FYP TikTok?" tanyanya retoris, merujuk pada peran aktif pengguna media sosial dalam menyebarkan informasi, baik positif maupun negatif. Ia juga menyoroti peran netizen sebagai "jurnalis" di era digital. "Jaman sekarang,jurnalis paling canggih itu adalah manusia biasa. Secara tidak langsung, kita semua sudah menjadi jurnalis di media sosial. Berapa banyak berita yang kita tahu melalui video FYP TikTok, misalnya tentang kecelakaan atau kejadian bunuh diri yang disiarkan langsung," tambahnya.
Seminar ini mendapat antusiasme tinggi dari peserta yang hadir. Dr. Yopi Kusmiati, M.Si. Salah satu tamu undangan, menyampaikan apresiasinya atas penyelenggaraan acara ini. "Diskusi seperti ini sangat penting untuk membuka wawasan mahasiswa tentang tantangan dan peluang di era digital," ucapnya.
Acara yang berlangsung hingga sore hari ini ditutup dengan sesi tanya jawab yang interaktif antara narasumber dan peserta. Mahasiswa KPI dan anggota HMPS KPI terlihat antusias mengajukan pertanyaan dan berbagi pengalaman mereka terkait tema yang dibahas.
Seminar nasional ini menjadi bukti komitmen HMPS KPI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam mempersiapkan mahasiswanya menghadapi tantangan di era digital, sekaligus mendorong kreativitas dan inovasi di kalangan generasi muda.