Ketika aku menangis Tangisku sembunyi dibalik tawamu Membiarkan hati ini terhujat tak bermakna Alih-alih hanya seperti sampah
Ketika aku menangis Tangisku tak kau dengar di malam sunyi Mimpimu menghancurkan mimpiku Aku menangis di dekatmu Tapi tak juga kau melihatku Tak juga kau simpati kepadaku Malah kau palingkan mukamu yang penuh dengan kemasaman
Duri-duri tajam di wajahmu membuatku geram Ingin kulibas habis angkuhmu Tapi aku hanya sekedar sampah di solokan yang kotor Tak berharga di matamu sang ulung
Aku menangis sejadi-jadinya Tapi tatap saja tak kau dengar Aku tak tahu hatimu terbuat dari apa Aku tak tahu kau tercipta dari apa Yang aku tahu, Kau hanyalah seseorang yang kesepian Dirimu merasa tak diakui Kau tak memikirkan hatimu Dirimu hanya memikirkan perkataan orang lain
Aku malu pada dirimu Aku hilang di tengah ganasnya rautmu Aku tenggelam dalam sibak parasmu Aku benci dirimu tapi apa salahnya dirimu
Ketika aku menangis kau menangis dalam tawamu Ketika aku bahagia kau menangis dalam cemasmu Lalu siapa yang menangis? Aku ataukah dirimu?
Ketika aku menangis Tangisku bersembunyi di balik tawamu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H