Bahasa "jargon"nya masak yang miskin mensubsidi yang kaya. Bahkan kalau lebih luas: daerah yang miskin berpotensi mensubsidi daerah yang kaya bila dilihat rasio klaim berbasis wilayah.
Sebenarnya ini soal pilihan kebijakan. Bukan soal salah dan benar. Kondisi dan situasi menentukan pilihan mana yang lebih tepat.Â
Sekali lagi ini soal pilihan kebijakan. Masing-masing ada pertimbangan dan konsekuensinya. Selama konsisten dan konsekuen, sebenarnya tetap akan memberikan hasil yang baik bagi masyarakat.
Sementara itu yang jelas defisit harus dituntaskan dulu, sebelum ada perubahan kebijakan. Defisit terjadi terutama bukan karena kesalahan masyarakat dan penyedia layanan kesehatan (Faskes dan Nakes).Â
Defisit terjadi terutama karena pilihan kebijakan. Tidak adil bila justru masyarakat dan penyedia layanan kesehatan yang harus menanggungnya.
Mangga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H