Lantas bagaimana? Bila memang benar-benar ingin dibuktikan secara rinci, maka perlu dilakukan pemeriksaan genetika baik pada Ayah, Ibu dan anaknya. Tetapi perlu dipertimbangkan bahwa prosesnya relatif rumit. Apakah memang masih diperlukan?
Golongan darah ditentukan oleh keberadaan antigen dan antibodi. Antigen sudah mulai terbentuk sejak dalam kandungan. Sementara antibodi memang perlu waktu, karena antibodi golongan darah terutama sistem ABO, perlu paparan. Ada kalanya, antibodi belum terbentuk sempurna saat bayi baru lahir.
Bila saat lahir atau beberapa saat kemudian, didapatkan keraguan dimana terjadi reaksi tidak sinkron saat pemeriksaan golongan darah bayi, maka disarankan untuk pengulangan sampai usia 3-6 bulan. Namun pengulangan ini hanya berlaku untuk pemeriksaan antibodi, tidak untuk antigen.
Jadi untuk kasus Ibu ini, tidak harus dilakukan pengulangan pemeriksaan 3-6 bulan lagi.
Lantas bagaimana dengan kasus ini?
Pertama, harus disadari juga bahwa sebenarnya Rhesus ditentukan tidak hanya oleh Antigen D. Ada varian dari antigen D yang disebut Antigen Du. Sifatnya memang lebih lemah, sehingga pada pemeriksaan Rhesus biasa, akan memberikan hasil Rhesus negatif. Tetapi bila benar sebenarnya ada Antigen Du, maka masih bisa menimbulkan reaksi antigen-antibodi bila bertemu Anti-D. Maka di PMI, bila ditemukan calon donor dengan hasil pemeriksaan Rh negatif, masih diteruskan dengan pemeriksaan Antigen Du. Karena walau status Rh negatif, bila ternyata ada Antigen Du, maka orang tersebut tidak boleh mendonorkan darah ke pasien dengan Rh negatif. Sebaliknya, ketika seseorang dengan Antigen Du membutuhkan transfusi, dia dianggap sebagai Rhesus negatif, sehingga harus diberikan darah donor dengan status Rh negatif. Lebih lanjut tentang transfusi pada kasus Rh negatif, pada tulisan terdahulu.Â
Selain Antigen D, masih ada Antigen C dan antigen E. Standar pemeriksaan saat ini mendasarkan pada ada tidaknya antigen D. Hasil yang negatif, sebenarnya belum benar-benar pasti tidak ada Antigen C dan E. Hanya memang sifat dari keduanya lebih lemah daripada Antigen D. Ada tidaknya antigen C dan E akan bisa muncul reaksinya dalam fase Uji silang dengan pemberian inkubasi dan stimulasi.
Namun, seandainya tidak diperiksa sekarang untuk Antigen C dan E, tidak begitu masalah. Yang penting bila suatu saat nanti memang dibutuhkan transfusi pada anak tersebut, maka proses uji silang akan menunjukkan apakah ada Antigen C dan Antigen E yang signifikan.
Yang lebih penting adalah, perlu dites pada anak kedua apakah dalam dirinya sudah terbentuk antibodi D. Karena sifatnya kuat, sehingga bila terjadi reaksi silang, akan signifikan akibatnya. Mengingat kedua orang tuanya bergolongan Rh positif, ada kemungkinan pada anak kedua itu sudah memiliki antibodi D. Dengan adanya kemungkinan ini, bila besuk suatu saat terpaksa membutuhkan transfusi, harus sangat hati-hati.
Sekali lagi, selamat ya....