Elit politik banci Dan mahasiswa labil
Pura puaA bodohnya para elit politik dalam rencana kenaikan bbm seolah olah tidak tahu apa yang seharusnya dilakukan tetapi demi citra partai politiknya mengambil momen untuk bertindak seolah adalah yang paling terdepan dalam membela hak rakyat padahal ada udang di balik batu,sebenarnya mereka sadar dan paham bAhwa benar bbm harus naik mengingat terus naiknya harga minyak dunia,mereka seolah olah membela hak rakyat melalui topeng politiknya,ada yang ingin menaikkan harga bbm demi masa depan dan ada yang menolak kenaikan bbm di masa kini,satu sama lain saling mencari perhatian masyarakat demi orientasi politik 2014 sehingga terlihat sikap banci di ruang abu abu,,sadarkah kita bahwA kita hanyalah seorang penonton yAng bak mengikuti sinetron, yang terus belanjut di setiap episodenya,yang menyajikan cerita yang menyerang emosi penonton (mahasiswa) dan mahasiswapun yang masih labil tingkat emosinya terbuai oleh cerita dan peran para aktor sehingga mahasiswa sudah tidak bisa lagi Berpikir jernih, mahasiwa yang terlibat emosinya menumpahkannya tanpa logika rasional dengan merusak fasilitas umum dan sengaja menyerang polisi bahkan wartawan,mereka berteriak atas nama rakyat tetapi tindakannya tidak merakyat,merusak,menghancurkan,brutal,anarkis hingga Episodenya pun di penghujung cerita para elit politik Berakting maksimal hingga klimaks,apa yang diteriakkan dan apa yang di tuntut ternyata hasilnya fiktif karena adanya pasal karet yang nyata hanyalah kerusakan,korban luka baik mahasiswa,polisi maupun wartawan,dan para elit politik Itu tertawa gembira dibalik gedung dpr karena skenario yang dimainkan dapat membodohi,menggobloki mahasiwa yang perjuangannya sia sia karena karena ditunggangi sosok pemancing di air keruh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H