Mohon tunggu...
Tomy Zulfikar
Tomy Zulfikar Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Foreign Direct Investment dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia

15 Mei 2018   00:12 Diperbarui: 15 Mei 2018   01:52 3227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: www.dailymail.co.uk

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki karakter small open economy dimana partisipasi pada perdagangan internasional masih kecil sehingga tidak dapat mempengaruhi harga-harga barang dunia, tingkat suku bunga, dan pendapatan. Sama halnya, seperti developing countries lainnya juga termasuk small open economy. Demikian, developing countries merupakan price takers. Ini tidak seperti negara developed countries yang memiliki karakter large open economy dimana kebijakan-kebijakan pada negara tersebut dapat mempengaruhi harga-harga barang dunia dan pendapatan.

Salah satu keuntungan dari open economy adalah membuka peluang untuk foreign direct investment (FDI) dimana menjadi katalis utama untuk pembangunan ekonomi yang mendorong pertumbuhan ekonomi. Di samping itu, FDI juga bisa menjadi trigger dalam technology spillovers, membantu pembentukan modal manusia, berkontribusi untuk mengintegrasikan perdagangan internasional, membantu menciptakan sebuah lingkungan bisnis yang lebih kompetitif dan meningkatkan pengembangan usaha. Adapun, selain hanya untuk keuntungan ekonomi, FDI mungkin menolong memperbaiki lingkungan dan kondisi sosial pada negara yang bersangkutan.

Banyak bukti dari studi menyimpulkan bahwa FDI berkontribusi untuk faktor produksi dan pertumbuhan pendapatan pada negara yang bersangkutan, melebihi dorongan dari investasi domestik. Ini dapat bekerja melalui tiga cara: keterkaitan antara FDI dengan foreign trade flows, kelebihan dan eksternalitas lainnya pada sektor bisnis, dan berdampak langsung pada faktor-faktor struktural di negara yang bersangkutan (OECD, 2002).

Hasil Penelitian

Pengujian yang sesuai secara objektif adalah dengan menganalisa kecenderungan dari hubungan antara FDI dan GDP. Untuk mengetahuinya, data GDP dan FDI dapat terlihat pada tabel 1.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Tabel 1 mengungkapkan bahwa GDP telah tumbuh terus-menerus selama bertahun-tahun, bagaimanapun tingkat pertumbuhannya bervariasi setiap tahunnya. Di samping itu, FDI menunjukkan naik dan turun setiap tahunnya. FDI telah tumbuh pada tingkat tertinggi sebesar 198,2 persen pada 2010, sementara pada periode yang sama GDP telah tumbuh sebesar 6,2 persen. Setelah itu, FDI telah turun pada tingkat terdalam sebesar -81,6 persen pada 2016, sementara pada periode yang sama GDP mengalami perlambatan dengan tumbuh hanya sebesar 5,0 persen. Demikian, kemungkinan penambahan GDP dipengaruhi oleh FDI pada periode yang sama atau tahun-tahun sebelumnya. Untuk mengetahui perbandingan dari pertumbuhan antara GDP dan FDI setiap tahunnya, perubahannya dapat terlihat pada gambar 1.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Pada gambar 1, GDP cenderung meningkat sementara FDI cenderung cendering mixed. Ini menjadi jelas bahwa GDP berada pada tingkat tertinggi pada 2016 sementara FDI berada pada tingkat tertinggi pada 2014. Terlihat, pertumbuhan GDP lebih smooth dibandingkan dengan pertumbuhan FDI. Meskipun, FDI telah menurun pada tingkat terdalam pada 2016 sementara GDP tetap meningkat pada periode yang sama. Ini mungkin disebabkan oleh salah satunya dari dampak lagged dari FDI pada GDP atau GDP dipengaruhi oleh faktor ekonomi lainnya atau bahkan keduanya. Bagaimanapun, artikel ini menjelaskan FDI sebagai faktor yang mempengaruhi GDP dan berusaha untuk menilai dampak kebenarannya dengan cara mengidentifikasi time lag yang dubutuhkan untuk FDI agar berkontribusi terhadap GDP.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Pada tabel 2 mengeksplorasi hasil dari perbedaan lagged regression model. Estimator dari parameter lag models telah dihitung melalui metode OLS. Nilai yang diestimasi dari regresi adalah coefficient (1) dengan standard error-nya (SE1), coefficient of correlation (R), coefficients of determination (R2 dan adjusted R2), t statistik, F dan Durbin-Watson (d).

Coefficient (1) yang telah diestimasi oleh regression model memiliki time lag 1 sampai 5 yang signifikan secara statistik dimana level of significance berada lebih rendah dari 1 dan 5 persen. Karenanya, FDI merupakan variabel yang penting yang mempengaruhi GDP, kecuali pada time lag masing-masing 0 dan 6. Tetapi, pengaruh terbesar dari FDI terhadap GDP adalah pada time lag 2. Bagaimanapun, terlihat pada standard error dari coefficient (1) mengindikasikan paling minimum sebagai yang terbaik.

Sama halnya, untuk mengukur kekuatan hubungan linier antara FDI dan GDP dengan melihat hasil dari coefficient of correlation (R). Seperti diketahui, di dalam lagged regression model ini memiliki satu variabel dependen (GDP) dan satu variabel independen (FDI), hubungannya adalah bi-variate correlation yang sederhana antara kedua variabel tersebut. Pada tabel 2, terlihat bahwa coefficient of correlation (R) pada tingkat tertinggi berada pada time lag 2 yakni sebesar 89,20 persen. Demikian, kekuatan hubungan antara GDP dan FDI pada tingkat tertinggi ketika time lag adalah dua tahun.

Kesimpulan & Rekomendasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun