Gerakan fundamentalis agama adalah gerakan yang berupaya untuk kembali kepada dasar-dasar atau asas-asas agama, dan menentang pembaruan agama dan politik. Gerakan ini juga bertujuan untuk menegakkan kembali norma-norma dan keyakinan agama tradisional.
Seperti yang kita ketahui Fundamentalisme adalah paham yang berjuang untuk menegakkan kembali norma-norma dan keyakinan agama tradisional untuk menghadapi sekularisme. Berbicara mengenai istilah fundamentalis  menurut Riffat Hassan, pertama kali muncul dalam tulisan para teolog protestan.Â
Menurut para penerjemah, tulisan ini menggunakan pendekatan ilmiah kritis studi mengenai kitab Injil. Dinyatakan pula oleh George Marsden , bahwa fundamentalisme adalah suatu sub-jenis dari penyebaran agama Nasrani.Â
Pernyataan tersebut pada tahun 1920 di Amerika menunjuk pada para pengabar Injil yang mengatakan pada pemimpin Kristen mereka, untuk wajib bertempur tanpa kompromi dengan teologi kaum modernis. Fundamentalisme merupakan gejala keagamaan yang bisa lahir dari semua agama di mana saja dan kapan saja. Oleh karena itu disebut dengan istilah: fundamentalisme Islam, fundamentalisme Hindu, fundamentalisme Kristen dan seterusnya.
Â
  Dalam pemahaman Islam, fundamentalisme juga diartikan sebagai paham yang bermaksud mempertahankan ajaran dasar Islam yang sebenarnya, seperti yang dilakukan oleh Ahmad bin Hanbal, Ibn Taimiyah yang bermaksud ingin "memurnikan" ajaran Islam dari segala bentuk tahayul, khurafat dan bid'ah. Tetapi perkembangan lebih lanjut kelompok fundamentalisme di atas memiliki konotasi minor dan sangat pejoratif, bahkan dianggap sebagai kelompok garis keras yang sering bertindak irrasional dan selalu dikaitkan dengan gerakan-gerakan dan revolusi, seperti gerakan Wahabi di Saudi Arabia, Khumaini di Iran, Hasan al- Banna, Sayid Qutub di Mesir dan seterusnya (Martin, 1992: 1).
  Fundamentalisme Islam, populer di kalangan Barat setelah terjadinya revolusi Iran tahun 1979. Menurut E.Marty (1999), ada dua prinsip fundamentalisme: pertama, memiliki prinsip perlawanan (opposition), yaitu perlawanan terhadap segala bentuk yang dianggap membahayakan eksistensi agama, apakah dalam bentuk modernisme, sekularisme maupun westernisme. Kedua, adalah penolakannya terhadap heurmenetika.
 Kelompok fundamentalis menolak sikap kritis terhadap teks dan interpretasinya. Menurut kelompok ini, teks harus dipahami sebagaimana adanya karena nalar dianggap tak mampu memberikan interpretasi yang tepat terhadap teks. Oleh sebab itu kelompok ini juga disebut tekstualis, skriptualis.
 Â
 Fundamentalisme dapat mengganggu kerukunan sosial karena sikap eksklusif dan klaim kebenaran tunggal yang dipegang oleh kelompok fundamentalis. Dalam hal tersebut fundamentalis memiliki dampak baik positif maupun negatif. Berikut adalah beberapa dampak utamanya:
 1. Polarisasi Sosial
  Fundamentalisme agama sering kali mengedepankan interpretasi yang ketat dan eksklusif dari ajaran agama, yang dapat menyebabkan polarisasi di dalam masyarakat. Kelompok yang mengikuti ajaran fundamentalis cenderung menarik garis tegas antara "kami" (kelompok yang benar) dan "mereka" (kelompok yang dianggap salah), yang dapat memicu perpecahan antarumat beragama maupun dalam satu komunitas agama itu sendiri.
 2. Intoleransi dan Diskriminasi
  Sikap fundamentalisme biasanya menganggap pandangan agama lain atau perbedaan keyakinan sebagai ancaman, sehingga mendorong intoleransi. Hal ini bisa bermanifestasi dalam bentuk diskriminasi terhadap kelompok minoritas, baik dalam aspek sosial, ekonomi, maupun politik, serta mendorong tindakan kekerasan terhadap kelompok-kelompok yang dianggap menyimpang dari ajaran mereka.