Mohon tunggu...
Tomy Saleh
Tomy Saleh Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Peminat macam2: agama Islam, knowledge management, human capital, learning & development, kopi, film, mafia, dll, dsb, dst...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tiga Tipe Sikap Rakyat terhadap Pemerintah

2 Februari 2011   06:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:58 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Terhadap berbagai tingkah laku dan kebijakan pemerintah, sikap rakyat Indonesia (setidaknya) terbagi dalam tiga tipe sebagai berikut:

1. Pendukung. Mereka setuju dengan berbagai kebijakan pemerintah. Sangat jarang (bahkan tidak pernah) mereka berseberangan atau menentang pemerintah. Boleh jadi mereka ada kesamaan dengan (orang-orang) pemerintah: kesamaan alamamater, kesamaan parpol, kesamaan ormas, kesamaan suku, atau bahkan mereka masih ada hubungan kekeluargaan. Atau mereka adalah orang-orang yang diberi fasilitas oleh pemerintah. Sebagai balas budi, mereka pun rela mendukung pemerintah, sekalipun kebijakan pemerintah itu zalim. Para pendukung ini dibagi lagi dalam dua sub tipe, yaitu:


  • Pendukung bodoh. Ini adalah pendukung yang taqlid buta. Mereka tidak punya (bahkan tidak peduli, tidak sadar, dan tidak mau mencari) wawasan logis atau informasi yang jernih yang menjadi konsideran dukungannya itu. Mereka selalu memakai prinsi "pokoknya". Pokoknya pemerintah baik, pokoknya pemerintah hebat, dan lain-lain Yang berseberangan dengan mereka akan dilawan, mulai dari perdebatan hingga adu fisik. Mereka sangat rentan dimanfaatkan untuk melakukan kekerasan dalam rangka membela dan mendukung pemerintah. Mereka relatif mudah diorganisir untuk dihadapkan kepada oposisi. Mereka juga relatif tidak segan berfriksi keras dengan oposisi. Mereka juga rentan jadi alat penguasa untuk mengintimidasi para oposan.
  • Pendukung pintar. Ini adalah pendukung yang bisa mencari dan menemukan alasan logis dari dukungannya itu. Mereka tidak asal mendukung. Mereka tahu makna dan arah kebijakan pemerintah (entah itu arah positif atau negatif). Mereka mengkampanyekan dan mengajak khalayak untuk turut mendukung pemerintah. Mereka sajikan argumentasi, lengkap dengan fakta dan data yang mendukung. Mereka "tukang poles" pemerintah; keburukan atau kekurangan pemerintah mampu ditutupi sehingga tampak logis dan baik, apalagi kebaikan dan kelebihan pemerintah. Mereka mungkin saja melakukan itu karena ada kepentingan pribadi yang hendak diwujudkan (oportunis-pragmatis) atau memang betul-betul setia, seperjuangan, dan seideologi dengan pemerintah.


2. Apatis. Mereka adalah golongan yang kurang (bahkan tidak) peduli dengan pemerintah. Mereka asyik dengan kehidupan mereka sendiri. Hal-hal politis tidak menarik perhatian mereka, kecuali jika hal itu sudah mengganggu keasyikan mereka itu. Pemerintah mau berbuat apapun tidak begitu mereka pedulikan. Setidaknya ada dua sub tipe di kalangan ini (dilihat dari status ekonomi):


  • Kalangan menengah ke atas. Mereka adalah orang-orang yang kebutuhan dasarnya sudah terpenuhi dengan cukup baik. Mereka tinggal di rumah yang layak, mengendarai kendaraan pribadi, berpendidikan, melek informasi, dan berpenghasilan yang lebih dari cukup. Mereka sibuk dengan acara-acara mereka yang tidak berhubungan dengan dunia politis. Mereka lebih tertarik dengan hal-hal yang bersifat kesenangan duniawi seperti fashion, kuliner, sport, musik, pesta, dan lain-lain. Mereka cenderung hedonis.

  • Kalangan menengah ke bawah. Ini kebalikan dari di atas. Mereka jadi apatis karena mereka sibuk dengan agenda pemenuhan kebutuhan dasar yang walaupun sudah bekerja amat keras, tapi masih belum memadai juga. Karena kesibukannya itulah mereka jadi apatis. Ada hal yang lebih penting bagi mereka ketimbang memperhatikan pemerintah. Biasanya mereka takut atau enggan untuk turut serta mengkritik atau memprotes pemerintah walaupun kebijakannya justru merugikan mereka. Mereka khawatir jika ikut-ikut mengkritisi atau memprotes, mereka malah sama sekali tidak bisa mencari nafkah memenuhi kebutuhan dasarnya. Tanpa ikut-ikut kritik atau protes saja hidup mereka sudah susah.


3. Kritis. Mereka adalah tipe yang selalu memantau pemerintah. Mereka tidak segan-segan menyampaikan kritik dan protes terhadap pemerintah jika pemerintah melakukan hal-hal yang menurut mereka keliru. Mereka mampu mengorganisir diri agar lebih efektif dalam menyampaikan kritik atau protesnya itu. Setidaknya ada dua sub tipe kelompok ini:


  • Asal kritis. Mereka adalah versi terbalik dari sub tipe pendukung bodoh di atas. Mereka memakai prinsip "pokoknya"; pokoknya asal bukan dia, pokoknya dia salah, pokoknya dan pokoknya. Landasan kekritisan mereka lebih banyak berupa ketidaksenangan personal (like and dislike). Kebencian mereka sudah mencapai ubun-ubun. Biasanya mereka adalah kalangan yang gagal menjadi pemerintah atau barisan sakit hati. Mereka tidak memiliki kebesaran jiwa.

  • Kritis konstruktif. Mereka adalah orang-orang yang memantau (care) berbagai kebijakan pemerintah. Jika ada yang keliru mereka sampaikan kritik sekaligus alternatif solusi. Mereka tidak memiliki kebencian personal dengan pemerintah. Mereka jujur dan adil dalam menyampaikan pendapatnya. Merkea tidak asal beda dan kritis terhadap pemerintah. Ada landasan ilmiah dibalik sikap kritis mereka. Mereka orang-orang yang argumentatif.


Termasuk golongan mana diri kita? Silahkan dijawab sendiri.

TomySaleh. Kalibata. 2 Februari 2011. 13:05WIB

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun