Mohon tunggu...
Tomy Ristanto
Tomy Ristanto Mohon Tunggu... -

A passionate journalist, Badminton lover, Traveller, Runner =================== "Pelari yang jatuh di lintasan belum kalah, Pelari yang menyerah dialah yang kalah"

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pesona Pulau Socotra (Bagian 1)

18 September 2016   20:27 Diperbarui: 18 September 2016   20:33 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Tomy Ristanto Instagram

Yaman, sebuah negeri yang tidak hanya berupa daratan dengan berbagai pesona yang ada di dalamnya. Di sebelah selatan Samudera Hindia masih dalam bagian Yaman terdapat sebuah pulau yang unik. Namanya pulau Socotra. Pulau Socotra dapat ditempuh dengan dengan pesawat dari bandara Sanaa. Namun rute menuju pulau ini tidak selalu ada setiap hari.

Hingga saat ini, pulau yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO hanya memiliki satu kota besar yakni Hadibu. Fasilitas modern bagi sekitar 40 ribu warganya juga masih sangat minim.

Berbeda dengan saudara serumpun yang tinggal di daratan Yaman, masyarakat Socotra ternyata memiliki bahasa tersendiri, sebuah bahasa kuno yang disebut Socotri. Ada yang menyebut bahwa jika negeri Yaman adalah sebuah kerang, maka pulau Socotra adalah mutiaranya. Walau terdengar indah, Socotra justru sering dikaitkan dengan hal-hal yang mengerikan. Ada juga orang yang menyebut pulau Socotra sebagai pulau jin, hingga pulau Alien. Sebutan-sebutan ini merujuk pada keunikan flora dan fauna di pulau Socotra yang tidak ditemukan di belahan bumi lain.

Fakta Unik di Pulau Socotra

Dari 800 tumbuh-tumbuhan, 293 diantaranya merupakan flora endemik yang berarti hanya bisa ditemukan di pulau Socotra. Salah satu diantaranya adalah Pohon Darah Naga yang telah menjadi ikon pulau misterius ini. Pohon ini memiliki nama latin Dracanea Cinnabari.

Bentuk pohon ini memang sangat unik. Sekilas mirip jamur yang tumbuh bergerombol di musim hujan. Sebagian lain menyebutnya mirip payung karena cabang dan rantingnya menyerupai kerangka payung. Salah satu kawasan yang menjadi pusat habitat pohon darah naga adalah di kawasan Diksam. Di kawasan perbukitan batu ini, pohon naga tumbuh sporais layaknya cendawan di musim hujan. Sejak lama pohon ini telah menjadi komiditi utama dan menjadi incaran Romawi dan Mesir karena pohon ini menghasilkan getah merah yang sangat berguna sebabagi obat. Sampai saat ini masyarakat Yaman masih menggunakan getah darah naga yang dicampur air untuk mencegah pendarahan bagi perempuan yang baru melahirkan.

Selain itu masih banyak lagi manfaat dari getah pohon ini. Diantaranya untuk mengobati sakit perut dan diabetes. Dalam dunia kecantikan getah pohon ini juga digunakan sebagai bahan pewarna pengulas bibir.

Fakta ini mengingatkan akan arti penting pulau Socotra di masa lampau. Pulau ini menjadi lokasi berdagang sekaligus rebutan kekuasaan dinasti-dinasti kuno seperti kerajaaan Saba’, Himyar, kekaisaran Romawi, Yunani hingga Mesir. Penyebabnya, selain berada di jalur pelayaran yang penting, pulau Socotra menghasilkan beragam hasil alam yang sangat penting di masa itu.

Dalam sejumlah literatur bahkan dikisahkan bahwa tentara Romawi selalu membawa cairan getah darah naga untuk mencegah pendarahan saat terluka di medan perang. Selain berfungsi sebagai obat mujarab, warna merah pohon ini juga menyimpan kisah tersendiri. Warna merah laksana darah membuat masyarakat Socotra mengaitkannya dengan kejahatan pertama di muka bumi, yakni kisah anak Adam, Qabil yang membunuh saudaranya, Habil.

Selain pohon darah naga masih banyak lagi pohon unik yang ada di pulau Socotra. Seperti pohon botol yang bernama latin Adenium Obesum Socrotanum. Pohon yang satu ini harus berjuang melalui celah-celah bebatuan yang sempit.

Jika dilihat dari namanya pohon ini mengingatkan pada tanaman Adenium atau “Kamboja Jepang” yang populer di Indonesia. Namun yang membedakan adalah pepohonan botol di sini ukurannya sangat besar dan tinggi. Bahkan di beberapa tempat tingginya mencapai lebih dari dua meter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun