Mohon tunggu...
TOMY PERUCHO
TOMY PERUCHO Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Perbankan, berkeluarga dan memiliki 2 orang anak.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Agama : Islam. Pengalaman kerja : 1994-2020 di Perbankan. Aktif menulis di dalam perusahaan dan aktif mengajar (trainer di internal perusahaan) dan di kampus.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Karang dan Gelombang

10 Juli 2020   07:00 Diperbarui: 10 Juli 2020   07:02 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karang dan Gelombang adalah analogi sederhana yang merefleksikan Diri kita, Masalah dan Perubahan.

Batu karang di pinggir pantai demikian kokoh kendati setiap waktu ia dihempas oleh deburan ombak dan gelombang. Apa jadinya bila si batu karang rapuh serapuh pasir, ketika dihempas ombak walaupun hanya ombak kecil ia akan hancur berantakan. 

Demikian pula dengan diri kita, berbagai masalah dan perubahan yang datang silih berganti sesungguhnya akan membuat diri kita menjadi lebih kuat dan lebih tahan guncangan dan tidak mudah goyah. Kecuali masalah yang timbul karena ulah kita yang gegabah.

Gelombang merupakan symbol dari masalah dan perubahan yang datang silih berganti menghampiri kita, ia tidak akan pernah berhenti selama kita hidup. Sehingga muncul istilah Hidup adalah Masalah, dan The only constant is CHANGE!.

"Gelombang" tersebut kadang hanya berupa riak kecil saja, kadang sedang, kadang besar dan bukan tidak mungkin ia datang dalam bentuk "Gelombang Tsunami" yang dahsyat secara tiba-tiba tanpa ada tanda-tanda sebelumnya, sehingga menuntut diri kita siap atau tidak siap, mau tidak mau kita harus menerimanya dan harus cepat beradaptasi. 

"Tsunami" yang datang tiba-tiba tadi bisa berupa musibah dan ujian seperti : kecelakaan, penyakit, kehilangan harta benda, kehilangan pekerjaan, jabatan dan kedudukan, kehilangan orang-orang yang kita sayangi, dan masih banyak lagi. Tetapi bisa juga dalam bentuk berbagai "godaan" yang dapat membuat diri kita tergelincir, jatuh dan hancur...

Bila kita ingin diri kita sekokoh batu karang tidak ada cara yang paling baik kecuali menghadapi, beradaptasi, menerima serta menjalaninya dengan ikhlas, senantiasa Sadar, Sabar dan Syukur, terus memperkokoh fondasi keimanan serta selalu berbaiksangkalah kepada Nya.

karena pada setiap masalah yang datang selalu ada hikmah yang baik menyertainya niscaya membuat hati kita menjadi lapang dalam menghadapinya....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun