Mohon tunggu...
TOMY PERUCHO
TOMY PERUCHO Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Perbankan, berkeluarga dan memiliki 2 orang anak.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Agama : Islam. Pengalaman kerja : 1994-2020 di Perbankan. Aktif menulis di dalam perusahaan dan aktif mengajar (trainer di internal perusahaan) dan di kampus.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Budaya Sungkan Vs Sopan

3 Juli 2020   23:00 Diperbarui: 3 Juli 2020   23:16 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa alasan yang mendasari munculnya Budaya Sungkan terjadi, antara lain karena takut menyinggung perasaan orang lain, menghindari konflik, menghindar dari tanggung jawab, merasa tidak kompeten atau tidak berdaya, takut akan suatu perubahan, dan lain-lain.

Rasa sungkan yang terkelola dengan baik (wajar) akan berdampak positif bagi individu yang bersangkutan dan bagi organisasi secara keseluruhan, namun apabila berlebihan maka dampaknya akan menjadi negatif, khususnya terhadap kemajuan organisasi & bisnis perusahaan serta terhadap potensi risiko operasional perusahaan. 

Untuk dapat menjadi organisasi/perusahaan yang kompetitif kita harus berpikir dan bertindak secara cepat, cermat dan tepat, di mana pemberdayaan karyawan (empowerment) harus dilakukan secara optimal. 

Oleh karena itu, untuk mendukung tercapainya kinerja terbaik perusahaan, maka "Budaya Sungkan" dalam menyampaikan pendapat pribadi yang bersifat positif haruslah segera disingkirkan dan harus mulai dikedepankan "Budaya Sopan namun Proaktif".  

Agar menjadi organisasi yang bijak dan terpercaya, tentunya memilih sikap dan "Budaya Sopan namun Proaktif". Kitapun sebagai individu akan menjadi lebih sukses apabila dapat memupuk kebiasaan untuk menjadi proaktif. 

Melalui budaya kerja sopan namun proaktif dari individu maupun organisasi akan menjadi organisasi yang kuat, yang dapat mendukung kemajuan negara kita. Ayo jangan sungkan dan tetaplah Sopan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun