Setiap detik waktu yang kita lalui pada hakekatnya kita semakin mendekati garis akhir hidup kita...Â
Kita akan kembali menuju titik Nol, dari ada kembali menjadi tiada, hanya amal ibadah dan pahala serta doa-doa terbaik dari keluarga yang akan menyertai kita...
Perubahan kian cepat, persaingan hidup kian ketat menuntut kita untuk bergerak cepat, berlari, lebiih cepat dan lebih cepat lagi.Â
Kita sering mengatakan kita sedang mengejar target, padahal target-target lah yang mengejar dan memburu kita.Â
Bila kita amati lebih jauh, ternyata siklus hidup manusia sepintas mirip sekali dengan Product Life Cycle, yang terdiri dari beberapa tahap, yaitu : Introduction, Growth, Maturity, Decline and Saturation...
Bila pada sebuah perlombaan lari, jarak tempuh dan garis finish nya jelas, namun masa hidup manusia tidak seorangpun yang mengetahui kapan, bagaimana dan dimana akan berakhirnya.Â
Perlombaan dalam hidup pada hakekatnya bukan beradu cepat atau kuat sampai di tujuan, tetapi pada hakekatnya setiap tarikan nafas kita akan semakin mendekatkan kita ke garis akhir tanpa perlu buru-buru. Hal tersebut sudah merupakan kodrat, kita tidak dapat menolaknya dan setiap orang akan merasakan dan mengalaminya.
Sebagaimana garis lurus, di awal hidup manusia, dari NOL (tidak ada) kemudian atas kehendak Nya ia terlahir ke dunia dalam keadaan lemah dan tidak berdaya, tidak tahu apa2, tidak membawa apa2 dan bukan apa2 (dari Nol).Â
Dalam perjalanannya ia bertumbuh hingga puncak dan akan turun kembali menuju ke suatu titik akhir dan kembali ke titik akhir, yaitu Tuhan yang menciptakannya. Manusia menjadi tua dan lemah tidak berdaya, ia bukan siapa2 dan tidak membawa apa2 kecuali bekal ilmu dan pahala.
Karena tidak seorangpun tahu garis finish hidupnya, maka alangkah baiknya kita mempersiapkan diri sejak dini dengan memperbanyak amal kebaikanagar ketika tiba pada garis akhir kehidupan kita dalam keadaan baik, waktu yang baik, sedang melakukan hal-hal yang baik.