Mohon tunggu...
TOMY PERUCHO
TOMY PERUCHO Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Perbankan, berkeluarga dan memiliki 2 orang anak.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Agama : Islam. Pengalaman kerja : 1994-2020 di Perbankan. Aktif menulis di dalam perusahaan dan aktif mengajar (trainer di internal perusahaan) dan di kampus.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Auw!"

21 Juni 2020   20:04 Diperbarui: 21 Juni 2020   19:59 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mengeluh, menggerutu, menyalahkan...coba begini=coba begitu, kenapa sih harus terjadi, dan sebagainya...

ketika musibah menghampiri kita kerap berkeluh kesah, tetapi ketika hikmah dari musibah itu terbuka seketika bersyukur diberi musibah tersebut.

Tuhan meletakkan hikmah setelah musibah, agar kita sabar, bertafakur dan berikhtiar...

Artikel berikut ini memperlihatkan sebuah keluh kesah yang berubah seketika menjadi bersyukur...


Suatu pagi, seorang mahasiswi tergesa-gesa bergegas, ia berjalan cepat agar sampai di kampus seraya melintasi rel kereta api yang kebetulan berada di depan kampusnya karena takut terlambat. Tiba-tiba..Auuw! ternyata kakinya tertusuk duri. Uuh! Lagi buru2 malah kena musibah lagi. Ada-ada aja nih, mana dosennya killer lagi keluhnya sambil menepi di samping rel kereta. 

Ketika ia sedang mencoba untuk menutup luka di kakinya, tak lama berselang terdengar teriakan orang...Awaasss ada kereta akan lewat!!! Seketika KRL pun melintas cepat. Duh! untung aja saya ngga jadi nyeberang rel, kalo ngga saya bisa mati tergilas KRL itu. Dalam hati ia sangat bersyukur walaupun kakinya terluka karena duri. 

Ternyata duri yang dikeluhkan tadi seakan menjadi penghalang ia terkena musibah tertabrak KRL. Seketika ia tersadar, ya satu kata,ia merasa ditegur agar bersyukur! Dalam keadaan apapun hendaknya kita selalu bersyukur, baik suka maupun duka, dalam keadaan sempit maupun lapang karena Tuhan meletakkan hikmah di belakang setiap kejadian.


Bersyukur, terdengar sepele namun tidak semua orang melakukannya. Kenapa kita sulit bersyukur? karena kita beranggapan bahwa karunia atau rezeki itu selalu dalam bentuk materi dan uang. Sedangkan ada demikian banyak nikmat yang kita kecap dan rasakan selama ini yang kita lupa untuk mensyukurinya. Demikian pula dengan musibah, kita selalu beranggapan bahwa musibah, kesulitan, dll sebagai sesuatu hal yang negatif, sial, nasib dan mimpi buruk, dll. 

Padahal bila saja kita renungkan lebih jauh bahwa diselamatkan dari musibah itu nikmat. KIta bisa bangun di pagi hari juga nikmat, apa jadinya ketika pagi hari kita tidak bangun lagi (meninggal dunia). 

Demikian pula memiliki badan yang sehat pun nikmat sehingga kita bisa beraktivitas dan bekerja kita bisa menafkahi keluarga, punya keluarga yang baik itu juga nikmat, punya pekerjaan dan teman2 serta lingkungan yang baik juga nikmat, dan masih banyak lagi nikmat-nikmat lain yang lupa kita syukuri.

Suatu ketika, seseorang jatuh sakit dan penyakitnya pun berat, ia terserang kelumpuhan dan harus tergantung pada kursi roda dan bantuan orang lain. Suatu ketika ia terdiam dan merenung...ia ingin sekali sembuh, ia ingin bisa berjalan normal kembali. Ia seolah tersadar bahwa nikmat sehat adalah nikmat yang tidak ternilai harganya, demikian juga dengan nikmat-nikmat yang lain seperti keluarga yang care terhadapnya, dan masih banyak lagi.......yang selama ini ia lupa untuk mensyukurinya dan hanya mengeluh dan asyik menikmatinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun