[caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="Faksi Bersenjata di Suriah"][/caption]
Hizbut Tahrir terus konsisten dalam menyuarakan penegakan Khilafah dimanapun Hizbut Tahrir beraktivitas. Tak terkecuali di negara yang sedang menghadapi konflik berkepanjangan di Suriah.
Keyakinan bahwa metode yang dilakukan Hizbut Tahrir dengan cara dakwah politik untuk mengangkat isu penegakan Khilafah serta menolak setiap ajakan untuk larut dalam sistem demokrasi semakin menguat apalagi pasca penggulingan Mursi di Mesir.Ini mempertegas bahwa demokrasi bukan jalan bagi umat Islam untuk meraih kemenangan dan kekuasaan yang hakiki.
Sebagaimana diungkapkan oleh Ketua Kantor Media Hizbut Tahrir wilayah Suriah, Hisyam Baba dalam wawancaranya dengan aljazeerah net dan telah dikutip oleh hizbut-tahrir or id, bahwa Hizbut Tahrir telah menyebarkan slogan-slogan di beberapa tempat, di kota Aleppo, Suriah utara, yang mengatakan bahwa “fajar Khilafah akan bersinar kembali”.
Meskipun Hizbut Tahrir tidak mengadopsi aktivitas bersenjata, dan tidak membentuk milisi bersenjata dalam revolusi terhadap rezim Assad, namun tidak diragukan adanya faksi-faksi bersenjata di Suriah yang telah mengadopsi pemikiran Hizbut Tahrir sehingga kontak-kontak terus dilakukan intensif terhadap mereka.
Bahkan Kantor Media Hizbut Tahrir di salah satu distrik dari Aleppo, terpasang spanduk besar yang memperkenalkan Hizbut Tahrir, mengibarkan bendera “Khilafah”, dan juga struktur administrasi negara Khilafah.
Sebagaimana dikutip, Beliau menegaskan bahwa saat ini revolusi di Suriah telah bergeser dari penggulingan rezim berubah menjadi perubahan rezim dan sistem, bahkan saat ini telah terbentuk konsensus diantara faksi-faksi bersenjata untuk mendirikan negara Islam di Syam.
Dan Hizbut Tahrir menyatakan siap untuk menerima kekuasaan di daerah-daerah yang dibebaskan dari rezim Assad, dan berusaha untuk meraih dukungan dan pertolongan dari ahlul quwah (pemegang simpul kekuatan).
Sebelumnya dikabarkan bahwa pada Selasa (24/9/2013), 13 pimpinan faksi Jihadis terbesar dan paling berpengaruh di Suriah melakukan pertemuan dengan hasil akhir menyepakati pada upayanya mendirikan Syari’ah Islam di Suriah, dan menolak dengan tegas gagasan Syrian National Council (SNC) mendirikan Suriah Baru yang demokratis.
Sumber:
1.aljazeera.net dan telah dikutip dan diterjemahkan hizbut-tahrir.or.id
2.detikislam.com
3.Photo: http://1.bp.blogspot.com/-LdBy-3M6SkU/UM6ydrb3UHI/AAAAAAAAAHg/NQ4qp-s5JJg/s1600/Khilafah+Syiria.jpg
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H