Mohon tunggu...
Tomy Unyu Unyu
Tomy Unyu Unyu Mohon Tunggu... -

A Lighthouse

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Norman Kamaru : "Nasib Baik, Nasib Buruk, Siapa Tahu?"

7 Desember 2011   16:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:42 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika Norman Kamaru menjadi terkenal setelah video menari chaya-chaya diunggah ke Youtube, banyak orang yang kagum dan menganggap Norman sedang bernasib baik. Bisa menjadi terkenal, panggilan manggung di mana-mana, dan diangkat menjadi duta kepolisian. Mudah-mudahan saat itu Norman berkata dalam hatinya "nasib baik ,nasib buruk,siapa tahu?"

Kemarin, episode kehidupan Norman Kamaru, berubah lagi. Ia dipecat secara tidak hormat dari Kepolisian Republik Indonesia. Banyak yang menganggap Norman sedang bernasib buruk. Semoga Norman bisa menyikapi hal tersebut dengan berkata dalam hati  "nasib baik, nasib buruk, siapa tahu?".

Terinspirasi dari cerita kisah berikut ini.

NASIB BAIK? NASIB BURUK? SIAPA TAHU?

Ada cerita dari Tiongkok tentang seorang petani tua yang mempunyai seekor kuda tua untuk mengerjakan ladangnya. Pada suatu hari kuda itu lari, menghilang di pegunungan, dan ketika semua tetangga petani tua itu menyatakan perasaan kasih sayangnya terhadap orang tua yang bernasib malang itu, si petani menjawab, "Nasib buruk? Nasib baik? Siapa yang tahu?"

Seminggu kemudian kuda itu kembali membawa kawanan kuda liar dari pegunungan, dan kali ini para tetangga mengucapkan selamat kepada petani karena nasib mujurnya. Jawabannya adalah, "Nasib baik? Nasib buruk? Siapa yang tahu?"

Kemudian, ketika anak si petani mencoba menjinakkan salah satu dari kuda liar itu, ia terjatuh dari punggung kuda dan patah kakinya. Semua orang merasa kali ini sungguh nasib malang. Tetapi tidak demikian dengan si petani. Tanggapannya hanya "Nasib buruk? Nasib baik? Siapa tahu?"

Beberapa minggu kemudian, tentara masuk desa, dan mendaftar semua orang muda sehat badan, yang ditemukan di sana. Ketika mereka melihat anak si petani yang patah kaki itu, ia dilepaskan. Apakah itu nasib baik? Nasib buruk? Siapa tahu?

Sumber cerita : http://members.fortunecity.com/suryanto/indonesia/wisdom/nasib_baik_nasib_buruk.htm

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun