Mohon tunggu...
Tomy Fitrio
Tomy Fitrio Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati masalah bisnis ekonomi manajemen dan pendidikan

Semua Habis Pada Rasa dan Nafas

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Pemilu Ajang Unjuk Gigi Invisible Hand Penguasa Ekonomi Indonesia

4 Maret 2019   15:41 Diperbarui: 4 Maret 2019   16:19 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tanahbumbukab.go.id

Pemilu 17 April tinggal 43 hari lagi. Pemilu juga dinamakan dengan pesta Demokrasi. Kita pasti pernah melakukan pesta di keluarga kita seperti pesta sunatan anak atau pun pesta pernikahan keluarga. Pesta membutuhkan biaya yang sangat besar bagi yang menyelenggarakan pesta. 

Penulis melihat pesta Demokrasi kita atau pemilu juga mengeluarkan biaya yang sangat besar dari penyelenggara yaitu negara, bedanya adalah pengantin (Caleg, Capres dan Cawapres) juga jor-joran mengeluarkan dana yang besar agar bisa ramai datang ke pestanya (banyak yang coblos). Pengantin yang terlihat cantik (potensial menang) akan dilirik oleh banyak orang atau masyarakat, nah disinilah unjuk gigi dimulai.

Pebisnis (dalam skala kecil-besar) tentu tidak ingin dengan adanya pengantin yang baru mengganggu bisnisnya kedepan. Di sinilah mereka berperan sebagai sponsor dari para pengantin yang akan dipestakan pada tanggal 17 April 2019.

Kita bisa merasakan seolah-olah Pemilu ini adalah ajang unjuk gigi kekuasaan dari para Invisible Hand ini. Ada yang loyal dan setia dengan satu pengantin karena sudah yakin atau kedekatan emosional dan ada malahan yang menjadi sponsor dari kedua pengantin dalam rangka mencari posisi aman.

Dalam Strategic Management ada yang disebut analisa lingkungan eksternal yaitu lingkungan yang tidak dapat dikendalikan perusahaan seperti politik, pemerintah, UU dll, makanya banyak kita temui para pengantin banyak berasal dari pebisnis dalam rangka mengamankan bisnis yang telah berjalan. Ada juga kita lihat pengantin yang baru mencoba peruntungan, syukur-syukur duduk terpilih.

Ya semua tergantung niat awal pengantin, karena nasib negara ini 5 tahun kedepan ada ditangan mereka, yang saya takutkan adalah sponsor-sponsor yang berlindung di balik sang pengantin, mereka punya misi masing-masing. Tetapi walau bagaimanapun pengantin pasti punya rasa hutang budi kepada para sponsor mereka dan akan melakukan praktek politik balas budi. Ini dapat kita rasakan di kehidupan nyata bahwasanya si pengantin orangnya biasa-biasa saja malah orang-orang di sekeliling pengantin atau para sponsor yang membuat nama baik pengantin tercemar.

Mudah mudahan niat para Caleg, Capres dan Cawapres memang lurus buat kesejahteraan dan kemakmuran bangsa ini, bukan hanya segelintir orang atau kelompok tertentu. Wallahu alam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun