Tanggal 20 Mei diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional yang dicanangkan sejak tahun 1908. Saat itu para pencetus ingin membangkitkan rasa dan semangat Persatuan, Kesatuan, dan Nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia.
Satu abad lebih sudah berlalu. Apakah Indonesia sudah benar-benar bangkit? Bangkit dari keterpurukan secara politik, ekonomi, ideologi, hukum, dan lainnya? Kita pasti tahu jawabannya.
Bangkit, berarti bebas dari perbudakan. Perbudakan dari penjajahan bangsa asing maupun bebas dari perbudakan dari penjajahan masa kini, penjajahan secara ekonomi oleh bangsa sendiri.
Di bidang ekonomi, masyarakat Indonesia lebih menyukai produk luar negeri daripada dalam negeri. Jika ditanya alasannya, selain gengsi, karena produk dalam negeri kurang bagus mutunya, atau belum mampu membuat. Nah... artinya ini Indonesia belum bangkit dari cara berpikir dan cara berbuat.
Di bidang hukum, belum bangkit, bahkan bangsa kita masih tertidur. Tertidur oleh buaian berbagai kepentingan yang berduit. Ada uang, semua beres.
Katanya negara kita Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tapi satu. Buktinya, kebebasan beragama di negara kita masih belum terjamin. Yang mayoritas menekan yang minoritas. Dan pemerintah tidak bisa berbuat apa-apa selain membiarkan. Kenapa? Ya itulah, pemerintah belum bangkit rasa keberaniannya.
Dari segi bahasa, you know lah.... Ada orang-orang yang lebih bangga menggunakan bahasa English daripada bahasa Indonesia, yang adalah bahasa ibu. Ironis ya...
Apa lagi? Masih banyak yang belum bangkit dari bangsa ini. Jika dijelaskan dan dijelaskan secara rinci, tidak akan habis dalam satu cerita. Bisa menjadi cerita bersambung. Kita hanya bisa melihat dari apa yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari.
Oh Indonesiaku. Sakitnya tuh di sini. Ayo bangkit! Jangan tidur terus, bergerak!
Berharap HARKITNAS kiranya benar-benar menjadi Hari Kebangkitan Nasional, bukan Hari MenyaKITkan Nasional.
Salam Indonesia!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H